REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupaya melakukan inovasi dan digitalisasi layanan perbankan. Salah satunya perluasan layanan BRILink yang bekerja sama dengan nasabah sebagai agen melalui fitur EDC BRI dengan konsep sharing fee.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan inovasi dan digitalisasi perseroan mampu menciptakan sumber-sumber pendapatan berbasis Fee Based Income (FBI). Langkah ini untuk menjaga profitabilitas dan struktur pendapatan yang lebih sehat.
“Khusus mengenai FBI kami punya suatu andalan yakni melalui Agen BRILink, salah satu produk dan layanan yang memberi dampak nyata dalam memenuhi kebutuhan transaksi perbankan kepada masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (29/1).
Pertumbuhan kinerja Agen BRILink mencatatkan FBI tumbuh 75,7 persen year on year. Pencapaian ini setara Rp 788,71 miliar pada akhir 2019 dibandingkan Rp 448,82 miliar pada akhir 2018.
Menurutnya agen BRILink mampu menyediakan layanan transaksi perbankan dan agen penyalur Bantuan Sosial Non Tunai dan sarana pembayaran zakat untuk mendukung program Inklusi Zakat. Keberadaan Agen BRILink juga bermanfaat di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).
“Saat ini ada sebanyak lebih dari 422 ribu keberadaan Agen BRILink yang sudah merambah di 51.661 desa di seluruh penjuru negeri,” ucapnya.
Ke depan, diharapkan tingginya pertumbuhan agen BRILink telah mendorong inklusi keuangan dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk mengakselerasi literasi keuangan di Indonesia guna menciptakan ekonomi yang berkelanjutan.