Selasa 28 Jan 2020 18:09 WIB

Wishnutama Sebut Wabah Virus Corona Pengaruhi Pariwisata

Wisatawan Wuhan yang berwisata ke Indonesia tahun lalu capai 50 ribu orang.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menyatakan wabah virus corona pengaruhi pariwisata Indonesia.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menyatakan wabah virus corona pengaruhi pariwisata Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama menilai merebaknya wabah virus corona jenis baru ke berbagai negara saat ini akan berdampak pada pariwisata Indonesia. Kendati demikian, ia mengaku belum mengetahui seberapa parah dampak yang diakibatkan oleh wabah virus tersebut.

“Dampak daripada ini kita belum tahu persis. Karena ini baru beberapa hari yang hebohnya. Dan kita harus juga mempelajari dari data, dari tahun lalu pun angkanya juga belum keluar hari ini. Berpengaruh ya pastilah. Masa enggak. Cuma seberapa pengaruh saya enggak tahu,” ujar Wishnutama di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (28/1).

Baca Juga

Wishnutama menyebut, jumlah wisatawan dari Wuhan, China yang melakukan perjalanan wisata ke Indonesia sendiri mencapai sekitar 50 ribu pada tahun lalu. Namun, akibat munculnya virus inipun pemerintah China telah mengeluarkan berbagai aturan sehingga akan menyebabkan berbagai dampak lainnya terhadap pariwisata Indonesia.

“Pihak travel agent-nya dan lain sebagainya. Pasti punya dampak. Makanya bukan karena masalah virus corona ini, apalagi karena ini, kita tidak boleh tergantung oleh satu negara aja,” tambahnya.

Karena itu, pemerintah pun sebelumnya juga memiliki strategi lain untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia. Indonesia, kata Wishnutama, juga melirik potensi wisatawan dari negara lain yang dinilai sangat besar selain China.

Seperti potensi pariwisata dari Australia yang bahkan mencapai angka sekitar 600 juta wisatawan dan juga potensi wisatawan asal Amerika yang sekitar 500 juta. Selain itu, Indonesia juga melirik negara lainnya yang memiliki potensi wisata yang besar seperti Jerman dan Prancis.

“Dan yang ternyata yang paling besar itu nomor satu Australia. Nomer dua, dari Amerika. Kalau berdasarkan machine learning gitu yang kita pelajari. Searching tentang pariwisata nomor satu dari Australia. 600 jutaan. Nomer dua dari Amerika 500 juta lebih. Jadi sebetulnya potensinya ada,” jelas dia.

Namun promosi wisata oleh pemerintah Indonesia dinilainya belum terlalu intensif dilakukan. Selain itu, layanan penerbangan langsung atau direct flight juta belum tersedia.

“Dan itu cuma ada tiga kota. San Fransisco, Los Angeles, New York. Cuma di tiga kota itu doang yang paling besar. Nah dengan di era digital dengan machine learning ini, dengan teknologi yang ada ini, memungkinkan sekali kita mempelajari. Cari potensi-potensi lain,” tambah Wishnutama.

Menurut Wishnutama, Indonesia tak bisa hanya mengandalkan wisatawan dari satu negara saja sehingga jika terjadi kasus seperti merebaknya virus corona saat ini, tak akan terlalu berdampak pada pariwisata Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement