REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia rencananya pada tahun ini bisa memproduksi bijih tembaga sebesar 30 ribu ton. Produksi ini bisa didapat setelah perusahaan melakuan pengeboran di tambang dalam.
Dalam laporan tahunan Freeport McMoran tercatat hingga 31 Desember 2019 tambang grasverg memiliki cadangan sebesar 17,2 miliar ton tembaga dan 14,2 juta ton emas. Perusahaan rencananya akan melakukan kegiatan undercuting dan kontruksi drawbell dan ekstrasi bijih di tambang bawah tanah pada tahun ini.
CEO Freeport McMoran, Richard Adkerson pada laporan tahunannya menyatakan bahwa Freeport akan mulai melakukan produksi yang stabil pada tahun ini. Diperkirakan produksi akan terus meningkat hingga 130 ribu ton pada 2023 mendatang.
"Pemantauan data tentang perbanyakan gua di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave memberikan kepercayaan dalam meningkatkan tingkat produksi dari waktu ke waktu. Seiring bertambahnya drawpoint yang ada dan drawpoint tambahan, pengembangan gua diharapkan meningkatkan tingkat produksi," ujar Adkerson pada laporan tertulisnya, Jumat (24/1).
Adkerson menjelaskan pada kuartal IV tahun lalu, PTFI berhasil melakukan penjualan sebesar 203 juta ton tembaga dan 314 ribu ton emas. Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018, produksi ini mengalami peningkatan. Pada 2018, produksi tembaga sebesar 127 juta ton dan emas sebesar 261 ribu ton emas.
"Volume penjualan konsolidasi dari PT-FI diperkirakan akan mendekati 750 juta pon tembaga dan 0,8 juta ons emas pada tahun 2020, dibandingkan dengan 667 juta pon tembaga dan 1 juta ons emas pada tahun 2019. Karena PT-FI terus meningkat produksi dari badan bijih bawah tanahnya, produksi logam diharapkan meningkat secara signifikan pada tahun 2021," ujar Adkerson.
Pada tahun ini, PTFI membutuhkan modal tahunan untuk membiayai proyek pertambangan underground sebesar 0,8 mliar dolar AS. Besaran dana ini juga sudah dianggarkan perusahaan dengan jumlah yang sama sepanjang tahun 2021 dan 2022.
"Kami fokus pada pelaksanaan rencana ini yang dirancang untuk meningkatkan penjualan tembaga dan emas hingga lebih dari 30 persen, mengurangi unit biaya kas bersih sekitar 25 persen dan lebih dari dua kali lipat arus kas operasi pada 2021 dari tingkat 2019. " ujar Adkerson.