REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cita Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional sempat tercoreng pascaterkuaknya skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang sempat menghebohkan beberapa waktu lalu. Kini di tangan direktur utama (dirut) baru, Irfan Setiaputra, Garuda Indonesia berupaya mengembalikan kepercayaan publik.
Untuk langkah awal, Irfan mengungkapkan ada beberapa hal terlebih dahulu yang perlu dipahami mengenai persoalan Garuda beberapa waktu terakhir. "Ada fakta dan presepsi jadi mohon dipahami bahwa apa yang berkembang itu bisa jadi tidak 100 persen benar," kata Irfan di Gedung Garuda City Center, Cengkareng, Kamis (23/1).
Irfan mengatakan, akan menjalankan tata kelola perusahaan dengan baik untuk memberikan perubahan yang positif bagi Garuda. Irfan menuturkan, jajaran direksi dan komisaris sudah sepakat untuk melakukan yang terbaik.
"Kita juga berpikir untuk memastikan juga dengan mudah Garuda dapat diawasi agar semuanya lebih baik," tutur Irfan.
Jika ada yang perlu dikoreksi, dia menegaskan direksi siap untuk menegakkan tata kelola perusahaan dengan baik. Menurutnya, hal tersebut juga menjadi mandat dari pemerintah.
Dia menjelaskan, jajaran direksi yang baru sudah sepakat akan meneruskan apa pun yang ada dari sebelumnya namun juga ada perbaikan terhadap banyak hal. Irfan menegaskan Garuda akan tetap fokus terhadap keselamatan yang menjadi poin utama dalam operasional penerbangan.
"Itu (aspek keselamatan) tidak akan kita tawar. Direktur Teknik kan fokus memastikan itu. Kita selalu melihat teknologi apakah yang busa siterapkan untuk meningkatkan keselamatan," tutur Irfan.
[video] Curhat Pramugari Garuda Indonesia Era Ari Askhara
Dia memastikan, direksi yang baru akan membahas banyak hal untuk melakukan perbaikan dari segi layanan. Irfan menegaskan layanan harus sesuai ekspektasi dan timbal balik dari pelanggan dan masyarakat umum launnya bisa menjadi dasar untuk perbaikan Garuda.
Selain itu, sebagai perusahaan terbuka, Irfan memastikan untuk selanjutnya profit juga akan menjadi target utama. "Sebelumnya telah melakukan tindakan-tindakan yang baik. Kita akan teruskan menjadikan salahs satu basis kita," ungkap Irfan.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan terdapat beberapa pekerjaan rumah (PR) yang dimiliki maskapai Garuda Indonesia. Saat ini, Garuda sudah memiliki memiliki kepemimpinan baru.
"Persoalannya adalah managerial. Ada beban masa lalu yang harus diselesaikan, itu nomor satu," kata Budi di Gedung Kemenhub, Kamis (23/1).
Selain itu, Budi menuturkan Garuda harus melakukan suatu perubahan dengan tata kelola perusahaan yang baik. Budi menegaskan hal tersebut penting dilakukan agar Garuda bisa semakin lebih baik.
"Garuda ke depan harus bisa bersinergi dengan kepentingan lain di Indonesia, misalnya pariwisata dan kegiatan lainnya," tutur Budi.
Budi memastikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada dasarnya sangat mendukung Garuda. Tapi, kata dia, Garuda juga harus memberikan ruang kepada stakeholder lain untuk menjalin kerja sama.
Menguak Skandal Garuda