Rabu 22 Jan 2020 00:54 WIB

Pemerintah Optimistis Ekonomi Nasional Tetap Tumbuh

IMF memangkas pertumbuhan ekonomi ASEAN-5, termasuk Indonesia.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 tetap dapat mencapai target pemerintah, yaitu 5,3 persen. Optimisme ini disampaikan di tengah penurunan revisi proyeksi dari Dana Moneter Internasional (Internatioal Monetary Fund/ IMF) terhadap ekonomi ASEAN-5, termasuk Indonesia. Dalam Laporan World Economic Outlook (WEO) Oktober 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut 4,9 persen yang kini direvisi menjadi 4,8 persen.

Iskandar menjelaskan, keyakinan itu karena ekonomi Indonesia kini masih bertumpu pada komponen domestik, yaitu konsumsi rumah tangga. "Selama masih bisa mempertahankan daya beli dan konsumsi, steady state kita lebih kuat dari negara lain," ujarnya ketika ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (21/1).  

Baca Juga

Iskandar menuturkan, kekuatan di konsumsi rumah tangga ini yang membuat kondisi ekonomi Indonesia masih jauh membaik dibandingkan negara berkembang lain. Ia memberikan contoh India yang ekonominya direvisi ke bawah oleh IMF hingga 1,2 poin persentase dari semula 6,0 persen menjadi 4,8 persen. Penyebabnya, harga minyak yang masih lemah.

Di sisi lain, kinerja ekspor masih menjadi tantangan besar ekonomi pada tahun ini. Laporan IMF menggambarkan, revisi ke bawah diberikan IMF terhadap ekonomi Indonesia dan Thailand akibat pelemahan ekspor.

Tapi, kondisi tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia, juga banyak negara. Berdasarkan riset yang pernah dilakukan Iskandar, setidaknya 91 negara di dunia mengalami pertumbuhan ekspor negatif.

"Dengan dasar itu, pasti pertumbuhan ekonomi dunia turun," tuturnya.

Secara umum, pasar negara berkembang dan kelompok ekonomi berkembang mampu tumbuh 4,4 persen pada 2020 dan 4,6 persen pada 2021. Nilai tersebut masing-masing turun 0,2 poin persentase lebih rendah dibandingkan WEO Oktober, namun jauh membaik dibandingkan outlook 2019 3,7 persen.

Sementara itu, pertumbuhan di negara berkembang Asia diperkirakan sedikit naik dari 5,6 persen pada 2019 menjadi 5,8 persen pada 2020 dan 5,9 persen pada 2021. Proyeksi ini 0,2 dan 0,3 poin persentase lebih rendah untuk 2019 dan 2020 dibandingkan WEO Oktober.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement