Senin 25 Nov 2024 18:21 WIB

IDEAS: Guru Honorer di 220 Kabupaten/Kota Masih Bergaji di Bawah Rp 1 Juta

Perlu langkah nyata lintas sektor untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Guru mengajar seorang siswa di SD N 2 Bulungcangkring, Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (24/7/2024). Guru honorer di Indonesia masih banyak yang digaji rendah.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Guru mengajar seorang siswa di SD N 2 Bulungcangkring, Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (24/7/2024). Guru honorer di Indonesia masih banyak yang digaji rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kajian terbaru Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) mengungkapkan fakta mencengangkan tentang kesejahteraan guru honorer di Indonesia. Dari total 494 kabupaten/kota yang dianalisis, sebanyak 220 kabupaten/kota masih menggaji guru honorer di tingkat SD dengan kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.

"Sebanyak 220 kabupaten/kota dengan gaji di bawah Rp 1 juta adalah peringatan keras bahwa sistem pendidikan kita masih jauh dari ideal," tegas Direktur Advokasi Kebijakan IDEAS Agung Pardini di Jakarta, (25/11/2024).

Baca Juga

Ia menekankan langkah nyata dan kerja sama lintas sektor harus segera dilakukan agar kesejahteraan guru honorer tidak lagi menjadi pekerjaan rumah yang terus berlarut-larut. Pasalanya, masalah ini tidak hanya terjadi di tingkat SD. Di madrasah, situasinya lebih parah.

Sebanyak 328 dari 492 kabupaten/kota menggaji guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di bawah Rp 1 juta. Sementara itu, 320 dari 483 kabupaten/kota menggaji guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) di bawah Rp 1 juta.

Kemudian, gaji guru honorer Madrasah Aliyah (MA) di 239 kabupaten/kota berada di kisaran gaji rendah yang sama.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement