REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih membahas bagaiamana skema yang dilakukan untuk mengkonsolidasikan hotel anak perusahan BUMN yang di luar bisnis intinya. Jika konsolidasi sudah dilakukan, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Iswandi Said mengatakan akan ada beberapa tahapan yang dilakukan.
"Ya sedang kita bersama-sama dengan Pak Wamen Menteri BUMN untuk bagaimana langkah-langkahnya mengarah kepada konsolidasi," kata Iswandi di Hotel Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Selasa (21/1).
Iswandi mengatakan ada kemungkinan langkah pertama yang akan dilakukan setelah konsolidasi terbentuk, yakni bagaimana mengelola hotel BUMN dengan standardisasi dan layanan karakter Indonesia. Dengan begitu, nenurutnya akan ada perbedaan yang dirasakan konsumen.
"Jadi orang bisa merasakan waktu di bawah pengelolaan Hotel Indonesia Nature misalnya ini betul-betul terasa beda pelayanannya," ujar Iswandi.
Hanya saja, Iswandi mengatakan siapa yang nantinya bisa menjadi induk setelah hotel BUMN dileburkan. Dia menilai, hal tersebut akan sangat bergantung kepada pemegang saham atau Kementerian BUMN terkait hotel yang akan dikonsolidasikan tersebut.
"Tapi kalau dilihat dari bisnis intinya, Hotel Indonesia Nature kalau yang lain kan bisnis intinya tidak di hotel. Saya nggak tahu nanti kebijakannya dari Pak Menteri dan Pak Wamen yang akan menentukan," jelas Iswandi.
Jika Hotel Indonesia Natour dipilih sebagai induk hotel BUMN yang dikonsolidasikan, Iswandi menegaskan tetap harus siap. "Kita membentuk Hotel Indonesia Nature kni dari 2016 fokus kepada operator. Tapi kalau dikonsolidasikan besar sampai ke aset juga," tutur Iswandi.
Dia menambahkan saat ini terdapat sebanyak 106 hotel BUMN yang beroperasi. Iswandi mengatakan dari total tersebut baru sekitar 40 hotel BUMN yang sudah dikelola oleh Hotel Indonesia Nature.