Kamis 09 Jan 2020 22:19 WIB

Konflik Iran-AS, Menteri ESDM Minta Efisiensi Segala Sektor

Konflik Iran-AS mengerek harga minyak dunia.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik yang terjadi antara Iran dan Amerika sempat mengerek harga minyak dunia naik setelah sepanjang beberapa tahun terakhir trennya terus menurun. Menteri ESDM, Arifin Tasrif meminta kepada masyarakat dan semua pihak untuk bisa melakukan efisiensi dan juga menekan penyimpangan yang membuat konsumsi minyak melonjak.

"Sebenernya kalau harga minyak naik maka berdampaknya ke neraca pembayaran kita. Makanya perlu langkah yang harus kita antisipasi, kita minta semua masyarakat untuk bisa mendukung pemerintah, meningkatkan efisiensi kegiatan masing-masing, supaya pemakaian bisa dioptimalkan agar  demand tidak berlebihan," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Rabu (9/1).

Baca Juga

Arifin meminta juga semua pihak untuk memakai BBM secara bijak dan bisa menekan berbagai penyimpangan yang membuat konsumsi BBM melonjak tak terarah. Ia berharap agar tensi tinggi Iran dan Amerika bisa mereda.

"Hari ini sudah reda lagi, brent udah turun lagi mudah-mudahan enggak ada eskalasi. Penyimpangan-penyimpangan itu juga harus bisa dihilangkan," ujar Arifin.

Harga minyak tercatat kembali naik pada Rabu (8/1) seiring dengan serangan terbaru Iran, yang menandai dimulainya balas dendam negara tersebut membuat harga minyak naik. Meski harga minyak Brent belum mengalami perubahan, West Texas Intermediate (WTI) melejit hingga 4 persen atau 2,51 dolar per barel ke 65,21 dolar per barel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement