Kamis 09 Jan 2020 21:14 WIB

Forum Asaff Diharapkan Tingkatkan Investasi Pertanian

HKTI menggelar Asaff pada 12-14 Maret mendatang.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani menggarap sawah (ilustrasi).
Foto: kementan
Petani menggarap sawah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bakal menggelar Asian Agriculture Food Forum (Asaff) pada 12-14 Maret 2020 mendatang. Forum tersebut diharapkan dapat menjadi momen masuknya investasi negara-negara Asia ke sektor pertanian Indonesia sekaligus membuka pintu peningkatan ekspor pertanian dari Indonesia.

"Kita harapkan ini menjadi embrio yang menjembatani para petani dengan pengusaha dalam negeri maupun luar negeri. Kita harapkan akan terjadi transaksi," kata Ketua Umum HKTI, Moeldoko di Jakarta, Kamis (9/1).

Baca Juga

Moeldoko mengatakan, forum internasional tersebut akan mendatangkan pelaku bisnis dari Cina, Vietnam, Thailand, Jepang, Malaysia, serta negara lainnya. Diharapkan, pertemuan antar pelaku bisnis dan petani akan membuka peluang bagi Indonesia memperoleh aliran investasi riil serta ekspor produk. 

Hal itu sebagai dukungan HKTI terhadap keinginan pemerintah untuk mendongkrak ekspor pertanian. Hanya saja, Moeldoko belum dapat menyebut seberapa besar potensi investasi maupun nilai ekspor yang bisa dijajaki. "Sementara ini saya belum bisa memproyeksi. Tapi ini setidaknya menjadi jembatan," ujarnya.

Forum Asaff dinisiasi langsung oleh Indonesia dan diharapkan menjadi ajang kolaborasi negara-negara kawasan Asia untuk membangun kemandirian dan ketahanan pangan. Asaff kali ini merupakan gelaran kedua setelah digelar kali pertama pada 2018 lalu. Lewat Asaff, Moeldoko ingin agar kolaborasi pemangku kepentingan sektor pertanian diwujudkan dalam kerja sama yang nyata.

Peran dan posisi Asia dalam produksi pertanian global juga sangat besar. Karena itu, jika sektor pertanian negara-negara Asia maju maka akan menjamin ketersediaan pangan dunia. "Ini menjadi forum untuk membangun kerja sama antar pemerintah, pelaku bisnis, dalam kebijakan budidaya dan teknologi pertanian, serta kegiatan usaha bidang pertanian, perikanan, dan peternakan," ucapnya.

Selain itu, Moeldoko mengatakan selain untuk membuka peluang investasi dan ekspor bagi Indonsia, isu mengenai air dan energi juga di bahas. Sebab, pangan, air, dan energi akan menjadi komoditas strategis yang selama ini menjadi isu dunia, seperti minyak bumi dan sumber daya alam.

"Indonesia dan kawasan Asia memiliki peran strategis. Mengingat potensi dan sumber daya alam mendukung untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, dan energi dunia, khususnya memenuhi kemandirian di kawasan Asia. Indonesia saat ini juga sedang mengembangkan bio-energy, seperti B30," katanya.

Ketua Panitia ASAFF 2020, Rifqinizamy Karsayuda menambahkan, Asaff 2020 terdiri dari konferensi, forum bisnis, dan pemeran pertanian Asia. Forum tersebut diharapkan mencetak transaksi bisnis pertanian dengan disepakatinya kerja sama antar korporasi yang direalisasikan. 

Selain membahas peluang kolaborasi pertanian di kawasan Asia, seluruh pihak yang terlibat dalam Asaff juga mengusung potensi generasi muda untuk mendukung smart farming dan digital farming. "Diharapkan, apa yang dijajaki semua nanti bisa direalisasikan dalam aksi dan kolaborasi strategis," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement