REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menargetkan ekspor produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa tumbuh dua kali lipat atau sekitar 29 persen pada 2024. Saat ini pertumbuhan ekspor tersebut baru sebesar 14,5 persen.
"Ini target kenaikan yang optimis ambisius. Kalau per tahunnya bisa naik lima persen, maka target tersebut bisa terealisasi," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Jakarta, Rabu, (8/1).
Menurutnya, target tersebut masih kecil jika dibandingkan negara lain. Apalagi potensi di dalam negeri masih sangat besar.
"Maka untuk menaikkan target ekspor, kita akan fokus mengembangkan produk UMKM dan koperasi. Khususnya di sektor-sektor tertentu yang memang permintaan dunianya tinggi," ucap dia.
Teten menyebutkan, sektor dimaksud meliputi produk-produk berbasis kelautan, pertanian, dan perkebunan. Termasuk furnitur, produk kerajinan, fashion, hingga makanan dan minuman.
"Kita kaya akan hasil laut, pertanian, dan perkebunan. Baik yang mentah, bahan baku, maupun olahan," ujarnya.
Meski perekonomian global tengah lesu, namun Teten optimis meski permintaan ekspor produk UMKM masih cukup tinggi. Maka target ekspor bisa dicapai.
Teten melanjutkan, untuk menggenjot ekspor UMKM berskala kecil seperti makanan dan minuman hingga produk kerajinan, dibutuhkan agregator atau trading house yang bisa menghubungkan produk UMKM dengan pasar global. Sementara untuk produk UMKM berskala besar dibutuhkan kemitraan dengan usaha besar yang sudah terhubung pasar global.
"Kami juga harus bekerja sama dengan kementerian lain seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Perindustrian. Karena sektor teknis ada di kementerian lain," kata Teten.