Senin 06 Jan 2020 14:02 WIB

FAA Kaji Masalah Kabel di Boeing 737 MAX

Masalah pengkabelan dapat menunda kembalinya Boeing 737 MAX ke udara.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Pesawat Boeing 737 MAX 8 tengah uji terbang di lapangan udara Renton, Washington, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Pesawat Boeing 737 MAX 8 tengah uji terbang di lapangan udara Renton, Washington, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Boeing Co dan Federal Aviation Administration (FAA) mengkonfirmasi pada hari Ahad (5/1) bahwa mereka sedang mengkaji masalah kabel yang berpotensi menyebabkan korsleting pada 737 MAX. Juru bicara Boeing, Gordon Johndroe mengatakan Boeing mengidentifikasi masalah ini sebagai bagian dari proses yang menyeluruh.

"Kami bekerja sama dengan FAA untuk melakukan analisis yang sesuai. Akan terlalu dini untuk berspekulasi apakah analisis ini akan mengarah pada perubahan desain," ujar Johndroe.

Baca Juga

The New York Times melaporkan Boeing sedang mengkaji apakah dua ikatan kabel terlalu dekat satu sama lain, yang dapat menyebabkan korsleting dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan jika pilot tidak merespons dengan tepat. FAA mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Ahad bahwa agensi ini dan perusahaan sedang menganalisis temuan-temuan tertentu dari tinjauan baru-baru ini terhadap modifikasi yang diusulkan untuk Boeing 737 MAX.

"Kami memastikan bahwa semua masalah terkait keselamatan yang diidentifikasi selama proses ini ditangani," kata FAA.

Boeing saat ini bekerja untuk merancang memisahkan bundel kabel jika perlu. Selain itu, perseroan juga melakukan analisis ekstensif untuk menentukan apakah kesalahan listrik dapat terjadi dalam skenario dunia nyata.

Para pejabat mengatakan FAA telah mengarahkan Boeing untuk menyelesaikan audit pada Desember. Masalah pengkabelan dapat menunda kembalinya MAX, kata para pejabat. 

Sebelumnya dilaporkan bahwa FAA kemungkinan tidak akan menyetujui pesawat sampai setidaknya Februari dan mungkin tidak sampai Maret atau lambat. FAA menandai masalah kabel sebagai potensi bencana. Ada kemungkinan perlindungan lain seperti perisai, isolasi dan pemutus sirkuit dapat mencegah korsleting, kata pejabat Boeing.

Boeing akan menghentikan produksi 737 MAX bulan ini setelah grounding sejak Maret 2019 paska dua kecelakaan fatal dalam lima bulan yang menewaskan 346 orang. Bulan lalu, dewan komisaris Boeing memecat CEO Dennis Muilenburg setelah berulang kali gagal menahan dampak dari tabrakan yang menodai reputasinya dengan maskapai dan regulator.

Krisis ini telah menelan biaya Boeing 9 miliar dolar AS, dan telah merugikan pemasok dan maskapai penerbangan. Boeing sedang berjuang untuk memperbaiki hubungan dengan AS dan regulator internasional agar jet kembali mengudara.

Secara terpisah, regulator AS dan Eropa diperkirakan akan kembali ke Iowa minggu ini untuk meninjau audit dokumentasi perangkat lunak 737 MAX yang tidak selesai tahun lalu. FAA dan Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa dijadwalkan bertemu di Seattle minggu ini dan kemudian kembali ke fasilitas Rockwell Collins di Cedar Rapids, Iowa akhir pekan depan untuk meninjau audit.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement