REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Pelabuhan Belawan, Medan, meninjau progres Terminal Petikemas Fase I dan II, pada Sabtu (4/1). Menhub ingin melihat kesiapan TPK Belawan Fase II dalam rencana pengoperasian dan Progress TPK Fase I yang rencananya akan dikerjasamakan dengan PT. Pelindo I.
“Sekarang di Medan (Sumatera Utara) kita punya dua pelabuhan yaitu Belawan dan Kuala Tanjung. Untuk Belawan, ada beberapa hal yang akan dilakukan, yaitu kita akan lakukan KSP (Kerja Sama Pemanfaatan) dengan Pelindo I untuk dikembangkan. Kita harapkan volume perdagangan akan lebih meningkat karena lokasinya lebih besar dan saya minta adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan terutama pengerukan yang masih menjadi masalah,” ujar Budi dalam rili yang diterima Republika.co.id, Ahad (5/1).
Budi mengatakan, secara prinsip Kemenhub sudah setuju bahwa Terminal Petikemas ini akan dikelola Pelindo I. Namun demikian, masih harus menunggu rekomendasi dari Kementerian Keuangan.
Pengembangan TPK Belawan Fase I memiliki panjang dermaga 350 meter yang dikerjakan oleh Kemenhub, sementara TPK Belawan Fase II juga memiliki panjang 350 meter, yang pembangunannya dilakukan PT. Pelindo I.
Pengembangan TPK Belawan Fase I dan Fase II yang memiliki panjang total 700 meter ini dilakukan berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan Belawan yang telah disahkan Menteri Perhubungan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 21 tahun 2012.
Dengan adanya Terminal Peti Kemas Fase I dan II, Pelabuhan Belawan akan mendapat tambahan dermaga sepanjang total 700 m dengan total kapasitas sebesar 800 ribu-900 ribu teus/tahun, dan ke dalaman kolam 14 m LWS yang mampu melayani kapal post panamax atau kapal dengan bobot 50 ribu DWT.
"Dengan demikian, total kapasitas Terminal Peti Kemas Belawan Fase I dan II ditambah terminal peti kemas eksisting saat ini, nantinya akan mencapai dua juta teus/tahun," katanya.
Pembangunan Terminal Peti Kemas Belawan Fase II diharapkan mampu mendorong dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan perdagangan nasional, khususnya daerah Sumatera Utara dan sekitarnya, serta dapat mendorong laju pertumbuhan lalu lintas peti kemas di Pelabuhan Belawan.
Lebih lanjut terkait dengan Pelabuhan Kuala Tanjung, Budi mengatakan, ke depannya akan segera dibahas bagaimana Kuala Tanjung. Menhub menilai, Kuala Tanjung itu strategis sekali, di Selat Malaka sudah disediakan jalan tol dan jalan kereta api.
Jadi, ucap dia, jika ada suatu pelabuhan tidak didukung oleh suatu industri, maka dia hanya berfungsi sebagai transhipment. "Sekarang kita akan mengkombinasikan Kuala Tanjung itu atas dua fungsi. Satu sebagai transhipment dan satu lagi sebagai destinasi dari dan menuju Kuala Tanjung,” katanya.
Menurut Menhub ada inisiasi bagus dari Pertamina, dimana Pertamina akan membuat storage dan refinery di Kuala Tanjung. Jika Kuala Tanjung ada refinery dan storage yang besar pasti diikuti dengan industri ikutan seperti Petrokimia dan sebagainya.
“Ini menjadi suatu inisiatif yang bagus sekali karena memang kita ingin membangun Kuala Tanjung itu adalah satu titik destinasi industri yang baik, bukan sekedar pelabuhan. Oleh karenanya saya akan segera melaporkan kepada pak Presiden untuk inisiatif ini. Pemda juga mendukung untuk menyiapkan sesuatunya seperti penyelesaian pembebasan tanah. Saya pikir sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, swasta ini harus dilakukan. Supaya ini ada suatu solusi untuk Kuala Tanjung dan Sumut,” tutur Menhub.
Turut hadir dalam tinjauan ini Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Plt. Walikota Medan Akhyar Nasution, Dirjen Perhubungan Laut R. Agus Purnomo dan Direktur Utama Pelindo I Dian Rachmawan.