REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta reputasi Indonesia sebagai negara tujuan investasi khususnya pasar modal dipertahankan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi RI cukup tinggi.
"Ini reputasi yang kita jaga dan pertahankan karena Indonesia ke depan butuh capital inflow baik internasional dan masyarakat kita sendiri," katanya setelah menghadiri pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (2/1).
Menurut dia, Kementerian Keuangan bersama OJK, Bank Indonesia, hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan berupaya membangun stabilitas ekonomi bagi para investor. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan aliran modal yang masuk Indonesia itu mampu menggerakkan ekonomi sesuai kebutuhan pembangunan apabila semua pihak menjaga kepercayaan investor kepada RI.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan meski selama 2019, perekonomian dunia terdampak perang dagang, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh positif sebesar 1,7 persen. Ia menyebut pertumbuhan itu moderat dengan IHSG yang ditutup 6.299,5 akhir tahun 2019.
Selain dari sisi pertumbuhan IHSG, Wimboh juga menyebut nett sell investor asing di pasar saham meningkat cukup signifikan yaitu sebesar Rp 50,7 triliun pada 2018 menjadi nett buy Rp 49,2 triliun tahun 2019 dan jumlah investor yang turut meningkat signifikan pada 2019.
Selain itu, lanjut Wimboh penghimpunan dana di pasar modal terbilang cukup baik yakni sebesar Rp 166,8 triliun dengan 60 emiten baru dan tiga equity crowd funding. Jumlah itu, lanjut dia, terbilang cukup stabil jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 166,1 triliun dengan 62 emiten baru.
"Hal ini menandakan bahwa kepercayaan pasar terhadap Indonesia dari investor masih cukup tinggi," katanya.
Wimboh melanjutkan tingginya kepercayaan pasar kepada RI juga dikonfirmasi melalui publikasi Bloomberg yang melakukan survei terhadap 57 investor dan pedagang global dengan hasil Indonesia menempati peringkat tertinggi untuk tujuan investasi.
Ia menyebut capaian itu juga yang paling menjanjikan di antara negara-negara emerging market lain khususnya investasi di pasar saham dan surat utang. "Ini dalam sejarah kita bisa mengalahkan Tiongkok dan India. Ini belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.