Senin 23 Dec 2019 08:41 WIB

Pendapatan AP II 2019 Diprediksi Capai Rp 9,53 Triliun

AP II berhasil menjaga pendapatan dengan pertumbuhan melalui sejumlah strategi

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (foto ilustrasi).  Pendapatan AP II pada tahun ini diprediksi bisa mencapai Rp 9,53 triliun
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (foto ilustrasi). Pendapatan AP II pada tahun ini diprediksi bisa mencapai Rp 9,53 triliun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin optimistis pertumbuhan bisnisnya pada 2019 tetap positif meski pasar penerbangn nasional tengah menghadapi tantangan berat. Dia memperkirakan AP II tetap menutup 2019 dengan pertumbuhan bisnis dan operasional bandara yang positif.

"AP II memperkirakan meraup pendapatan mencapai Rp 9,53 triliun atau naik satu persen dibandingkan dengan Januari hingga Desember 2018 sebesar Rp 9,48 triliun," kata Awaluddin, Ahad (22/12).

Baca Juga

Meski tipis, dia yakin peningkatan pendapatan tersebut tetap didapatkan di tengah turunnya jumlah penumpang pesawat di pasar nasional karena harga tiket pesawat pada 2019 dinilai lebih mahal dibandingkan 2018. Total di pasar nasional, Awaluddin mengungkapka  adanya penurunan jumlah penumpang pada 2019 mencapai 18 smpai 20 perswn dibandingkan dengan tahun lalu.

Meskipun begitu, Awaluddin menegaskan AP II tetap berhasil menjaga pendapatan dengan pertumbuhan melalui sejumlah strategi. "Kami memperluas portofolio bisnis, melakukan efisiensi, serta meningkatkan traffic di rute internasional," jelas Awaluddin.

Dia mengakui, dengan strategi tersebut, AP II tidak lagi bergantung dari pendapatan passenger service charge (PSC) atau kontribusi penumpang pesawat atas jasa dan fasilitas yang ada di bandara. Sehingga, lanjut Awaluddin, pendapatan AP II tetap dapat tumbuh meskipun jumlah penumpang pesawat turun.

Lebih lanjut Awaluddin mengatakan AP II telah memperbesar kepemilikan saham di PT Gapura Angkasa menjadi 46,62 persen sehingga menjadi pemegang saham pengendali. Dia menjelaskan PT Gapura Angkasa memiliki prospek bisnis yang sangat cerah dengan jaringan operasional di lebih dari 50 bandara di Indonesia.

Bisnis utama dari PT Gapura Angkasa sendiri merupakan jasa ground handling di samping juga memiliki bisnis kargo dan asistensi penumpang pesawat di bandara.

Di samping itu, Awaluddin mengatakan bisnis digital yang dijalankan AP II sejak 2018 jhga tumbuh signifikan pada 2019. "Bisnis digital AP II terbagi dalam tiga bagian yakni Airport E-Commerce, Airport E-Payment, dan Airport E-Advertising," ungkap Awaluddin.

Awaluddin menambahkan AP II juga terus meninhkatkan kinerja anak usahanya. Beberapa anak usaha AP II yakni PT Angkasa Pura Propertindo (APP), PT Angkasa Pura Solusi (APS) dan PT Angkasa Pura Kargo (APK).

Dia menambahkan untuk meningkatkan pendapatan AP II juga berupaya untuk meningkatkan pendapatan dari bisnis komersial di setiap bandara. "Seperti misalnya area komersial di terminal penumpang pesawat," tutur Awaluddin.

Secara umum, lanjut Awaluddin, AP II berupaya meningkatkan pendapatan bisnis nonaeronautika pada 2019 dan terbilang berhasil. Dia memperkirakan pada tahun ini, pendapatan dari bisnis nonaeronautika AP II naik hingga 10 persen dibandingkan dengan 2018 atau dari Rp 3,47 triliun menjadi Rp3,86 triliun.

Awaluddin menargetkan pada 2020, pendapatan usaha AP II bisa mencapai Rp12,7 triliun. "Kondisi ini optimis  dicapai dengan melakukan pengembangan usaha secara anorganik," ungkap Awaluddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement