Jumat 20 Dec 2019 07:00 WIB

Proyek Konstruksi pada 2020 Diperkirakan Rp 168 Triliun

Sektor konstruksi residensial dan industrial diperkirakan tumbuh lebih baik.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BCI Asia memperkirakan, nilai proyek konstruksi pada 2020 akan mencapai Rp 168 triliun. Perusahaan penyedia informasi bangunan serta konstruksi global tersebut menyatakan, jumlah itu naik 13 persen dibandingkan realisasi sebelumnya yang sebesar Rp 147,78 triliun. 

"Untuk building project itu terdiri dari tujuh sektor meliputi residensial hotel, office, retail, education, health, dan industrial," ujar Client Relationship Manager BCI Asia Prita Ananda kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis, (19/12).

Meski secara keseluruhan pertumbuhan konstruksi tahun depan diprediksi melambat, sektor residensial dan industrial diperkirakan berpotensi paling tumbuh dibandingkan sektor konstruksi lainnya. "Walau sebenarnya, kalau tanpa heavy industry, industrial tumbuhnya empat persen saja, dan residensial dua persenan. Jadi kita lihat angkanya flat," jelas dia. 

Prediksi di atas, kata Prita, bisa saja meleset bila ada proyek mangkrak. Hal itu menyebabkan, pembangunan proyek dilakukan pada 2021.

Sebenarnya, lanjut dia, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan demi mendorong sektor konstruksi. Hanya saja pertumbuhan konstruksi di Tanah Air masih berjalan lambat. 

"Kalau kita lihat, orang Indonesia wait and see. Meski developer sudah bangun perumahan di koridor kereta api dan MRT, masyarakat tidak langsung tertarik membelinya," jelas Prita. 

Di sisi lain, banyak developer menyasar pasar milenial, sedangkan milenial justru lebih senang dengan gaya hidup konsumtif. "Jadi pembelinya belum ke arah situ. Sedangkan generasi 40 tahun ke atas rata-rata sudah punya rumah," tuturnya. 

Selanjutnya, tantangan di konstruksi sektor industri meliputi kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda). Ia menegaskan, Pemda harus membantu percepatan investasi, termasuk mempermudah birokrasi. 

Agar para pelaku usaha konstruksi bisa bertahan pada 2020, ia menyebutkan, perlu inovasi. Hal itu karena, pasar cenderung flat bahkan agak mengkhawatirkan. 

"Tapi harus lihat sisi positifnya, harus berinovasi. Dari mulai strategi penjualannya, target pasar disesuaikan, style diubah, area diubah, dan mencari ceruk-ceruk atau peluang baru," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement