Rabu 18 Dec 2019 14:38 WIB

Kemenkeu Minta Swasta Dilibatkan Kelola Properti Aset Negara

BLU dan LMAN dapat jadi jembatan kolaborasi untuk pemanfaatan aset negara.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Istana Negara, salah satu aset pemerintah.
Foto: persidenri.go.id
Istana Negara, salah satu aset pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan meminta lebih banyak keterlibatan swasta dalam pengembangan sektor properti Indonesia ke depan. Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Managemen Aset Negara (LMAN) dapat menjadi jembatan kolaborasi untuk pemanfaatan properti negara.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pengelolaan aset negara harus melibatkan dunia usaha. Kolaborasi dengan sektor swasta harus dilakukan dengan cara yang tepat.

"Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Kekayaan Negara harus mengeluarkan regulasi yang mendukung pengelolaan aset negara yang melibatkan dunia usaha agar pengelolaannya dilaksanakan secara professional," katanya dalam Property Outlook 2020 di Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (18/12).

Penggunaan teknologi juga harus menjadi cara industri agar pertumbuhan meningkat. Memasuki usia yang keempat, peran LMAN menjadi signifikan untuk mengelola dan memberi nilai tambah bagi properti-properti aset negara.

Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara, Rahayu Puspasari menyampaikan kerja sama dengan swasta sudah dilakukan dengan berbagai macam skema. Mulai dari sewa, perpanjangan tangan sebagai agen, hingga pengelolaan bersama.

Selain itu, LMAN telah membangun komunitas sadar aset negara melalui pengembangan kapasitas dalam bentuk properti kelas, kompetisi adu gagasan, sosialiasai yang mewakili 63 Pemda. Pasalnya, tugas LMAN tidak cukup hanya mengoptimalkan aset negara.

"Secara lebih spesifik kami dituntut untuk menciptakan nilai tambah dan daya ungkit terhadap aset negara, yang nantinya jadi penerimaan negara," katanya.

Total penerimaan dari pengelolaan aset properti negara yang telah diberi nilai tambah oleh LMAN hingga 2019 telah mencapai Rp 77,43 miliar. Dengan jumlah penerimaan dari tahun 2019 sendiri yakni Rp 34,93 miliar.

"Ke depan kita optimistis bisa meningkatkan, apalagi ada tambahan 88 properti aset negara lagi yang akan kita kelola," katanya.

Secara total, LMAN mengelola sebanyak 133 properti yang terdiri dari kantor, ruko, apartemen, dan gedung lainnya. LMAN juga mengelola dua kompleks kilang gas di Arun dan Bontang yang merupakan aset kekayaan negara.

Semua aset tersebut bernilai sekitar Rp 29,10 triliun. Sementara total aset kekayaan negara mencapai sekitar Rp 6.000 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement