Selasa 17 Dec 2019 00:08 WIB

Ragam Inovasi Goro untuk Gerakkan Ekonomi Kerakyatan

Goro fokus kepada kebutuhan sembako masyarakat luas.

Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera Milasari Kusumo Anggraini (kiri) saat berdiskusi dengan sejumlah stakeholder.
Foto: Dok. Rep
Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera Milasari Kusumo Anggraini (kiri) saat berdiskusi dengan sejumlah stakeholder.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengandalkan konsep kemitraan yang merangkul masyarakat bawah, Goro Mart menelurkan sejumlah inovasi dalam menjalankan operasional mereka. Goro, yang merupakan kependekan dari Gotong Royong mengusung konsep kemitraan hybrid.

 

Selain meniagakan produk pasar mainstream, Goro juga memfasilitasi produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM. Seperti outlet Goro Mart yang berdiri di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat. Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera Milasari Kusumo Anggraini mengatakan, Goro berdiri dengan ditopang oleh 270 komunitas pedagang di selurub Indonesia. Ini tersebar di seluruh Pulau Jawa.

 

Komunitas-komunitas tersebut, kata dia, menginduk kepada Goro dalam penyediaan barang. Produk-produk tersebut kemudian didistribusikan ke warung-warung yang merupakan target pemasaran Goro.

 

"Misalnya, outlet kami di Jatibening ini harus bisa memberdayakan warung-warung di radius 10 kilometer. Nantinya, produk bisa dibeli langsunh di display masing-masing outlet Goro ataupun via online," kata Mila di Bekasi, Senin (16/12).

 

Dia mengatakan, ekonomi berbasis komunitas ini mendapatkan dukungan dari sisi teknologi. Dalam proses pembelian, tidak hanya mitra, masyarakat umum juga dapat mendatangi Goro layaknya toko-toko penyedia sembako lainnya. Nantinya, selain proses pembayaran konvesional di kasir, pembeli juga bisa melakukan transaksi via aplikasi.

 

Aplikasi bernama 'Go Mart' tersebut memiliki dompet digital yang bisa digunakan untuk berbelanja seluruh produk di Goro. Caranya, kata dia, konsumen dapat melakukan pemindaian melalui telepon seluler yang telah ditanamkan aplikasi tersebut.

 

"Scan di barcode-nya, atau ketika produk yanh hendak dibeli, maka transaksi sudah terjadi dengan saldo di dompet digital otomatis terpotong. Transaksi pun selesai dan produk bisa langsung dibawa pulang," ujarnya.

 

Namun, aplikasi tersebut masih dalam tahap penyempurnaan. Rencananya aplikasi ini aoan diluncurkam tahun depan di 25 gerai minimarket Goro.

 

Disamping itu, kata dia, Goro juga menggandeng Warmax yang merupakan agregator untuk suplay produk kebutuhan sehari-hari ke warung milik warga. Untuk proses kemitraan, Mila berharap 270 anggota yang ada diharapkan mampu menangani 10 warung. "Dengan semangat social entrepreneurship yang independen, maka ekonomi kerakyatan bisa terwujud," ujarnya.

 

CEO War Max Dodi Susanto mengatakan, dengan kehadiran Goro, maka solusi grosir sudah terpecahkan. "Konsepnya sama dengan kami yang mendukung usaha warung untuk warga di daerah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement