Jumat 06 Dec 2019 22:03 WIB

Bahrain Tuan Rumah Konferensi Perbankan Islam Dunia

Konferensi Perbankan Islam Dunia bahas isu penting.

Konferensi Perbankan Islam Dunia membahas isu-isu strategis. Foto Perbankan syariah (Ilustrasi)
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Konferensi Perbankan Islam Dunia membahas isu-isu strategis. Foto Perbankan syariah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA – Konferensi Perbankan Islam Dunia (WIBC) edisi ke-26 digelar di Bahrain. Perkumpulan para pemimpin bank dan keuangan di dunia terbesar dan paling penting itu telah berlangsung sejak 3 Desember 2019 lalu.

Dilansir di Pakistan Observer, Jumat (6/12), konferensi itu digelar di bawah perlindungan Perdana Menteri Bahrain, Pangeran Khalifa Bin Salman Al Khalifa. 

Baca Juga

Acara yang digelar di Gulf Hotel Bahrain itu dihadiri para Penasihat Global Timur Tengah, sebuah platform Intelijen keuangan terkemuka yang memfasilitasi pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan di pasar MENASEA dan dalam kemitraan strategis dengan Bank Sentral Bahrain. 

Forum ini dikatakan memacu serangkaian diskusi yang berfokus pada "Megatren di Perbankan & Keuangan", sebuah tema yang selaras dengan visi konferensi yang berfungsi sebagai titik pemeriksaan definitif bagi industri keuangan dan perbankan Islam global.

Gubernur Bank Sentral Nigeria, Godwin Emefiele, mengatakan  kegiatan ini mendukung entitas keuangan Islam untuk berkembang dan tumbuh secara global. 

Secara global, menurutnya, lanskap perbankan dan keuangan telah berevolusi secara radikal selama kurun waktu beberapa tahun terakhir. 

"Perubahan ini telah didorong oleh kekuatan yang berdampak termasuk perubahan regulasi, digitalisasi dan inovasi teknologi," katanya.  

Kepala eksekutif Grup Dubai Islamic Bank, Dr Adnan Chilwan, mengatakan pada tahun ke-26 ini, WIBC terus memunculkan kepemimpinan dan perspektif pemikiran industri terkemuka menuju kemajuan industri keuangan yang lebih luas. 

Hal itu berlangsung di masa  kemajuan dalam teknologi dan peraturan sangat penting untuk keberhasilan semua pemangku kepentingan utama. 

Menurutnya, para pemimpin lembaga keuangan di dunia yang sangat dinamis dan progresif ini harus membuat keputusan penting untuk tetap relevan dengan tuntutan pelanggan. 

"Kami bersaing tidak hanya dengan entitas di dalam sektor ini tetapi institusi ambisius dari luar batas tradisional. Jadi, sudah saatnya untuk terus menjadi bagian dari kehidupan pelanggan, sesederhana itu. Perbankan 2.0 (atau lifestyle banking) adalah satu-satunya jalan ke depan," tambahnya.

Konferensi Perbankan Islam Dunia (WIBC) telah menjadi pertemuan pemimpin perbankan dan keuangan Islam internasional terbesar dan paling berpengaruh di dunia selama lebih dari dua dekade.

Dengan dukungan strategis Bank Sentral Bahrain, generasi berikutnya WIBC akan fokus pada mengubah keuangan Islam menjadi proposisi global dengan memfasilitasi peluang strategis, mengatasi tantangan sistematis dan menghubungkan pemain pasar internasional dan investor institusional kepada katalis industri, para partner dan institusi. (Kiki Sakinah)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement