Jumat 06 Dec 2019 16:33 WIB

Saham Terus Melemah, Garuda Masih Dipercaya Pasar

Saham Garuda Indonesia pada perdagangan Jumat ditutup melemah 2,42 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Saham Garuda Indonesia pada perdagangan Jumat (6/12)  ditutup melemah 2,42 persen.
Foto: Republika/Friska
Saham Garuda Indonesia pada perdagangan Jumat (6/12) ditutup melemah 2,42 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan saham milik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus melanjutkan pelemahannya sampai penutupan perdagangan hari ini, Jumat (6/12). Harga saham GIAA terkoreksi 2,42 persen ke level 484 sehari setelah Menteri BUMN Erick Thohir memecat Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara lantaran kasus penyelundupan sepeda dan motor Harley Davidson. 

Kendati demikian, analis melihat, kabar pemecatan bos Garuda tersebut hanya berpengaruh sementara. Analis PT Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan mengatakan performa GIAA secara year to date masih cukup kuat.

"Pasar masih memberikan apresiasi kepada perusahaan pelat merah tersebut," kata Alfred, Jumat (6/12). 

Menurut Alfred, apresiasi pasar itu tercermin dari pergerakan saham yang relatif terbatas ketika kasus Harley ini meledak. Alfred menilai pasar cukup jeli melihat perbaikan fundamental yang dicatatkan perusahaan sampai tahun ini.

Alfred melihat pasar juga sudah mulai bisa membedakan antara kasus personal dengan fundamental perusahaan. Dari sisi operasional, Alfred mengakui belum ada masalah yang cukup signifikan yang dapat mengganggu kinerja perusahaan. 

"Kami analis melihat kinerja Garuda ini betul betul kuat, begitu harga tiket naik, itu yang membuat faktornya cukup stabil dan kalau kita lihat juga dari sisi efisiensi operasionalnya berjalan dengan baik," tutur Alfred.

Alfred melihat, dengan berakhirnya kasus ini nanti, pergerakan saham Garuda akan kembaki stabil. Lebih lanjut, Alfred mengatakan, pergantian direksi perusahaan ke depannya akan membuat sentimen negatif semakin berkurang.

Menurut Alfred, hingga saat ini saham GIAA masih cukup baik untuk dikoleksi. Dia melihat secara fundamental Garuda masih bisa tumbuh pada 2020 nanti. "Rekomendasi masih oke, masih baik. Apalagi kalau kita lihat fundamentalnya masih baik," tutup Alfred.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement