REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hilman Tisnawan mengatakan, ekonomi keuangan syariah akan terus didorong tumbuh di DIY. Yang mana, hal tersebut menjadi sumber pertumbuhan baru ekonomi Indonesia, termasuk DIY.
Terlebih, pada 2020 nanti perekonomian DIY diprediksi akan melambat. Sehingga, ekonomi syariah perlu untuk terus ditingkatkan sebagai salah satu sumber untuk mendorong perekonomian.
Selain itu, kata Hilman, gerakan wakaf produktif juga digagas bersama Pemda DIY dan lembaga pengelola wakaf di DIY. Yang mana, edukasi kepada masyarakat terus dilakukan untuk mengubah mindset agar wakaf dimanfaatkan secara produktif.
"Dengan harapan wakaf dapat dimaksimalkan sebagai salah satu sumber untuk pembangunan ekonomi," kata Hilman, di Kantor Perwakilan BI DIY, Yogyakarta, Kamis (5/12).
Ia mengaku, pihaknya juga terus mendorong kemandirian ekonomi pondok pesantren (ponpes). Hal ini, katanya, sangat penting agar pesantren dapat memenuhi kebutuhan santri secara mandiri dan mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Bahkan, pengembangan klaster UMKM juga diperluas. Hal ini dalam rangka pengendalian inflasi dan pendorong ekspor serta digital.
"Halal value chain juga dikembangkan sebagai penghubung antara klaster pangan dengan pesantren terkait pemenuhan kebutuhan bahan pokok, khususnya beras," jelasnya.