REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Aktivitas sektor jasa di Cina meningkat ke level tertinggi sejak tujuh bulan terakhir pada November. Dilansir Reuters, Rabu (4/12), tren ini terjadi dengan adanya pertumbuhan positif terhadap bisnis baru, terutama bisnis ekspor baru.
Tercatat, Purchasing Manager Index (PMI) sektor jasa di Cina yang dirilis IHS Markit dan Caixin aik menjadi 53,5 pada bulan lalu. Ini menjadi laju tercepat sejak April dan naik dibandingkan Oktober yang hanya mencapai titik 51,1.
Selama ini, Beijing banyak mengandalkan sektor jasa yang tercatat menyumbang lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor ini diharapkan dapat mengimbangi sebagian permintaan domestik dan global yang melambat terhadap produk-produk manufaktur akibat perang dagang yang berkepanjangan dengan Amerika Serikat (AS).
Peningkatan PMI ini menggambarkan bahwa tekanan terhadap sektor jasa yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir mulai membaik.
Direktur Analis Ekonomi Makro di CEBM Group, Zhong Zhengsheng mengatakan bahwa data dari Caixin dan Markit menandakan pemulihan aktivitas di seluruh sektor jasa. Indikator untuk bisnis ekspor baru naik ke level tertinggi dengan keseluruhan bisnis baru yang juga meningkat.
Tapi, Zhengsheng menuturkan, ekspektasi bisnis masih lebih rendah dari rata-rata jangka panjang. "Ini mencerminkan, kepercayaan bisnis masih tertekan," katanya.
Sementara itu, PMI gabungan antara manufaktur dengan jasa Caixin juga mengalami perbaikan dalam data yang dirilis Rabu. PMI-nya naik menjadi 53,2 pada November dari 52,0 pada bulan sebelumnya, menandai indikator tertinggi sejak Februari 2018.
PMI khusus manufaktur yang dirilis pada Senin (2/12) juga menunjukkan ekspansi tercepat dalam hampir tiga tahun terakhir. Tapi, para analis tidak yakin bahwa kondisi terburuk telah berakhir bagi produsen Cina.
Menurut Zhengsheng, kepercayaan bisnis tetap lemah, mencerminkan dampak dari ketidakpastian yang dihasilkan oleh konflik perdagangan Cina dengan AS. "Itu akan menahan pemulihan dalam pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Dibebani oleh investasi yang melambat dan meningkatnya perang dagang dengan Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi China telah mendekati posisi terendah dalam 30 tahun terakhir. Banyak analis memperkirakan, ekonomi Cina akan berada di bawah 6 persen pada tahun depan untuk pertama kalinya sejak 1990.