Senin 02 Dec 2019 19:05 WIB

Hadapi Musim Tanam, Petani Minta Perbaikan Infrastruktur

Petani Indramayu masih menghadapi persoalan infrastruktur jelang musim tanam rendeng.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
Petani Indramayu. (Ilustrasi). Menghadapi musim tanam rendeng, petani di Indramayu mengalami kesulitan infrastruktur.
Foto: FOTO ANTARA/Dedhez Anggara
Petani Indramayu. (Ilustrasi). Menghadapi musim tanam rendeng, petani di Indramayu mengalami kesulitan infrastruktur.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Menghadapi musim tanam rendeng 2019/2020, para petani di Kabupaten Indramayu wilayah barat masih menghadapi sejumlah persoalan terkait infrastruktur pengairan. Mereka berharap perbaikan segera dilakukan.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kandanghaur, Waryono mengatakan, persoalan tersebut dikhawatirkan membuat pasokan air terganggu seperti musim tanam lalu.

Baca Juga

"Waktu kemarin kan ada perbaikan tanggul yang rusak dan terjadi kemarau panjang. Akibatnya pasokan air ke wilayah kami menjadi terhambat,’’ kata Waryono, Senin (2/12).

Waryono mengakui, perbaikan tanggul yang mengalami kerusakan beberapa waktu lalu di daerah Kertasemaya, kini sudah selesai. Hal itu diharapkan bisa mengatasi hambatan pasokan air ke wilayah barat Indramayu.

Meski demikian, Waryono mengatakan, masih ada saluran air yang mengalami pendangkalan akibat proses alamiah sedimentasi. Kondisi itu akan bisa mengurangi debit air yang mengalir ke persawahan.

"Kami berharap itu saja, mohon dibenahi saluran-saluran yang mengalami sedimentasi,’’ tukas Waryono.

Waryono menyatakan, kondisi saluran irigasi maupun pasokan airnya sangat penting untuk menunjang pelaksanaan musim tanam. Karena  itu, hingga saat ini kebanyakan petani di wilayah Indramayu barat belum berani memulai proses tanam rendeng.

Menurut Waryono, saat ini hujan baru sesekali turun. Pasokan air irigasi pun belum cukup untuk memulai proses tanam. Petani memilih menunggu musim hujan benar-benar tiba untuk memulai tanam.

"Sekarang kebanyakan petani baru membuat persemaian dengan sistem kering karena terbatasnya air,’’ terang Waryono.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Happy Mulyana menyatakan, proses perbaikan tanggul yang rusak di Kecamatan Kertasemaya sudah dilaksanakan. "Sudah selesai,’’ kata Happy.

Namun, untuk perbaikan saluran yang mengalami sedimentasi, Happy tak bisa memastikan dalam waktu dekat. Pasalnya, hal tersebut belum masuk ke dalam rencana pekerjaan BBWS Cimanuk-Cisanggarung tahun 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement