Senin 02 Dec 2019 18:46 WIB

Jokowi: Investasi Kunci Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,3 Persen

pemerintah sedang mendata berbagai permasalahan yang berkaitan dengan investasi.

Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, akselerasi investasi merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada 2020. Oleh karena itu, pemerintah kini tengah fokus dalam menggarap omnibus law yang mampu mendukung percepatan realisasi investasi.

Jokowi mengatakan, peluang investasi sebagai tumpuan pertumbuhan ekonomi tahun depan lebih besar dibandingkan ekspor. Hal tersebut, menurut Jokowi, dikarenakan negara-negara yang menjadi pasar produk Indonesia sedang menghadapi perlambatan ekonomi, sehingga cenderung menahan permintaan.

Baca Juga

"Tapi, peluang investasi itu sebetulnya besar, tinggal bagaimana penanganan di lapangan yang berkaitan," ujarnya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12).

Jokowi menuturkan, kini  pemerintah sedang mendata berbagai permasalahan yang berkaitan dengan investasi. Misalnya, penyelesaian perizinan perusahaan yang mengalami hambatan, termasuk dari sisi pembebasan lahan.

Permasalahan investasi tidak hanya diselesaikan oleh pemerintah pusat. Jokowi mengatakan, pemerintah daerah pun memiliki tugas untuk menyelesaikan hambatan perizinan di tingkat daerah. "Yang berkaitan dengan kementerian, segera hari ini diselesaikan," ucapnya.

Tidak hanya untuk menjaga stabilitas ekonomi makro, Jokowi mengatakan, pemerintah juga mendorong akselerasi investasi guna membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Caranya dengan mengarahkan investasi untuk menggandeng UMKM di sekitar daerah investasi.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir meyakini, omnibus law percepatan investasi dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 menembus 5,3 persen.

Saat ini, Iskandar menilai, kondisi investasi di Indonesia pun sudah membaik. Hal ini tergambarkan dengan komitmen investasi yang mendapatkan fasilitas tax holiday. Per 20 Oktober 2019, nilainya sudah mencapai Rp 525 triliun dari 45 wajib pajak (WP).

Dari total tersebut, Iskandar menjelaskan, 10 persen di antaranya atau sekitar Rp 52,5 triliun sudah direalisasikan sepanjang 2019.

Optimisme Iskandar juga berdasarkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih akan bertahan di kisaran lima persen. "Jumlah penduduk Indonesia kan 265 juta orang, potensi pasarnya besar untuk meningkatkan konsumsi domestik," tuturnya saat dihubungi Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement