Senin 02 Dec 2019 14:49 WIB

Kunjungan Turis Asing pada Oktober Anjlok 3,28 Persen

Pada Januari-Oktober 2019, kunjungan turis asing tembus 13,62 juta kunjungan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah turis asing sedang belajar membuat batik. ilustrasi
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah turis asing sedang belajar membuat batik. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang bulan Oktober 2019 hanya 1,35 juta kunjungan. Realisasi kunjungan tersebut tercatat anjlok 3,28 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 1,4 juta kunjungan. 

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan bahwa pola penurunan kunjungan itu masih bisa dianggap wajar. Sebab, mengacu pada tren tahunan, sepanjang bulan Agustus hingga November memang Indonesia mengalami penurunan kunjungan wisman. Lonjakan kenaikan kunjungan baru akan terasa pada saat Desember dimana bertepatan dengan libur akhir tahun.

Baca Juga

"Pattern bulan Oktober 2019 sama dengan tahun sebelumnya dimana dia akan turun dan baru mengalami kenaikan di bulan Desember," kata Suhariyanto dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (12/2).

Pintu masuk wisman didominasi oleh udara sebesar 63 persen, diikuti laut 25 persen dan darat 12 persen. Adapun, negara terbanyak asal wisman yakni Malaysia 241 ribu wisman; China 160,4 ribu wisman; Singapura 145,2 ribu kunjungan; Australia 131,9 ribu kunungan serta Timor Lester 92 ribu kunjungan. Sisanya, 583,8 ribu kunjungan merupakan akumulasi banyak negara.

Suhariyanto menambahkan, meksi sepanjang bulan Oktober 2019 kunjungan wisman turun signifikan, jika dibandingkan Oktober 2018 dan 2017, capaian tahun ini masih lebih tinggi. Ia mengatakan, pada Oktober tahun lalu total kunjungan sebesar 1,29 juta kunjungan, sedangkan pada Oktober 2017 Indonesia hanya mendapat 1,25 juta kunjungan.

Secara kumulatif Januari-Oktober 2019, kunjungan wisman tembus 13,62 juta kunjungan atau naik 2,85 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun lalu sebesar 13,24 juta kunjungan. Capaian tahun ini adalah yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Namun, Suhariyanto mengatakan, harus diakui bahwa capaian itu masih jauh dari target tahun ini sebanyak 18 juta kunjungan. 

Jika di lihat lebih detail, wisman asal kawasan Asia selain Asean selama Januari-Oktober 2019 hanya 4,45 juta atau turun 10,28 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar 4,99 juta.

Wisman dari kawasan Timur Tengah juga tercatat hanya 230 ribu, turun 1,73 persen dari 234,2 ribu kunjungan. Sementara, wisatawan asal Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan Oseania mengalami kenaikan.

Menurut Suhariyanto, negara-negara yang kunjungan wismannya ke Indonesia mengalami penurunan, kemungkinan disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara mereka. Cina misalnya, yang selama ini menjadi penyuplai terbesar wisman ke Indonesia anjlok 5,28 persen dari 1,87 juta menjadi 1,77 juta. Itu disebabkan adanya penurunan perekonomian domestik di Cina.

"Oleh karena itu, ketika pertumbuhan ekonomi dunia melambat, susah bagi kita untuk mengandalkan dari luar. Jadi Indonesia harus lebih meningkatkan potensi dalam negeri," kata Suhariyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement