Senin 02 Dec 2019 07:47 WIB

TaniFund Sudah Salurkan Pembiayaan Rp 100 Miliar

Sebanyak 1.400 petani menerima pembiayaan lewat TaniFund.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Petani memanen padi di Sleman, Yogyakarta, Senin (25/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Petani memanen padi di Sleman, Yogyakarta, Senin (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan financial technology (fintech) bidang pertanian Tani Fund telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 100 miliar sepanjang tahun ini. Seluruh dana tersebut diberikan ke para petani yang membutuhkan pembiayaan namun sulit mendapatkan akses keuangan. 

"Bank atau BPR (Bank Perkreditan Rakyat) nggak suka salurkan pendanaan ke petani karena high risk di sektor penjualan," ujar Co-Founder dan Presiden TaniGroup Pamitra Wineka saat ditemui Republika di Jakarta, pekan ini. Ia berharap tahun depan dapat menyalurkan pembiayaan lebih banyak lagi.

Pamitra menyebutkan, hingga sekarang sudah 1.400 petani yang menerima pembiayaan lewat TaniFund. Sementara jumlah lender atau pemberi pinjamannya sekitar 2.800"Tahun depan kami harap pertumbuhan (pinjaman) bisa naik dua sampai tiga kali lipat dari itu jadi sekitar Rp 300 miliar. Mulai tahun depan kami akan banyak berinvestasi ke TaniFund," ujar Pamitra. 

Ia menjelaskan, TaniGroup sebagai induk usaha TaniFund, berencana menggalang pendanaan pada kuartal pertama 2020. Tujuannya untuk mengembangkan unit bisnis pinjamannya tersebut. 

"Penggalangan dana itu nantinya digunakan buat kembangkan teknologi fitur TaniFund dan aplikasi TaniHub melalui berbagai program edukasi seputar pertanian," jelasnya. Perlu diketahui, TaniHub merupakan unit bisnis TaniGroup yang fokus pada penyerapan produk petani. 

Teknologi tersebut, lanjut Pamitra, dapat membantu perusahaan memaksimalkan hasil produk pertanian para mitra petani menjadi level tertinggi alias grade A. Sekaligus meningkatkan penyaluran pinjaman TaniFund tahun depan. 

Dirinya menuturkan, saat ini perusahaan tengah dalam proses mengajukan perizinan TaniFund ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Izin adalah prioritas, tetapi yang paling utama kami tetap harus berjalan," ujar dia. 

Sebagai informasi, penyaluran pinjaman TaniFund diberikan melalui sistem berkelompok atau klaster. Setiap kelompok dapat mengajukan pembiayaan antara Rp 30 jutaan sampai Rp 2 miliar.

"Karena kalau kita berikan secara individu, akan sulit penagihannya," kata Pamitra. Baginya metode itu cukup efektif, pasalnya hingga kini tingkat kredit bermasalah TaniFund pun nol persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement