Selasa 26 Nov 2019 13:57 WIB

Dipercepat, Eksekusi Proyek Dilakukan pada Kuartal Pertama

Proses tender proyek ditargetkan bisa dilakukan pada Januari 2020

Alokasi subsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2020.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Alokasi subsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian mendorong kementerian/lembaga termasuk pemerintah daerah mempercepat belanja hingga mengeksekusi proyek pemerintah pada kuartal pertama. Dengan percepatan ini diharapkan bisa mendongkrak konsumsi masyarakat pada tahun depan.

"Jadi sebelum daya beli mereka turun, kita beri lebih dulu di depan sehingga masalah waktu penyaluran lebih cepat," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam seminar nasional Indef di Jakarta, Selasa (26/11).

Baca Juga

Menurut dia, percepatan belanja pemerintah hingga eksekusi proyek sudah ditekankan Presiden Joko Widodo ketika menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2020. Ia mendorong kementerian/lembaga dan pemerintah daerah sudah mulai bersiap melakukan proses pengeluaran anggaran sejak Desember tahun ini, agar proses tender bisa dilakukan pada Januari 2020.

Dengan begitu, ia yakin konsumsi dan daya beli masyarakat bisa dipertahankan salah satunya melalui kebijakan fiskal tersebut. Selain realisasi belanja pemerintah untuk proyek, percepatan pengeluaran untuk bantuan sosial juga diminta untuk dipercepat sehingga daya beli masyarakat bisa dipertahankan.

"Kalau kita sudah siap di akhir tahun, kan berarti di awal tahun kita sudah bisa menyalurkannya. Itu salah satu strategi pemetintah untuk mendorong konsumsi khususnya 40 persen bawah itu tidak turun," katanya.

Iskandar menyebut konsumsi menjadi kontributor terbesar mencapai 56,8 persen yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tingkat konsumsi rumah tangga yang besar itu turut menyelamatkan pertumbuhan ekonomi RI berada dalam rentang lima persen, meski tumbuh melambat.

Pertumbuhan tersebut juga masih lebih baik dibandingkan negara lain seperti China, Singapura, Turki, Argentina, Jerman dan negara lain yang terpapar resesi global.

Selama tahun 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI tahun ini melambat pada kuartal pertama mencapai 5,07 persen. Kemudian pada kuartal kedua dan ketiga 2019 kembali melambat berturut-turut masing-masing mencapai 5,05 persen dan 5,02 persen.

Indef memprediksi pertumbuhan ekonomi RI tumbuh pesimis mencapai 4,8 persen tahun 2020, sedangkan pemerintah optimistis ekonomi RI tumbuh 5,3 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement