Ahad 24 Nov 2019 16:31 WIB

Indonesia Siap Ekspor Produk Olahan Ayam ke Timur Tengah

Arab Saudi dapat menjadi hub bagi produk ayam dari Indonesia jika bisa ditembus.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ratna Puspita
Daging ayam (ilustrasi). Indonesia mulai menjajaki ekspor produk olahan ayam ke negara-negara kawasan timur tengah.
Foto: Antara
Daging ayam (ilustrasi). Indonesia mulai menjajaki ekspor produk olahan ayam ke negara-negara kawasan timur tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mulai menjajaki ekspor produk olahan ayam ke negara-negara kawasan timur tengah. Namun, sebelum ekspor dimulai, pemerintah bersama pelaku usaha dan negara mitra dagang masih harus menyamakan persepsi soal keberterimaan sertifikasi halal. 

Rencana tersebut disampaikan oleh Direktur Ekspor Hasil Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Sulistyawati, di Jakarta, Ahad (24/11). "Kita masih mencoba ke Jeddah (Arab Saudi), masih dalam penjajakan. Mereka (eksportir) juga sedang negosiasi (harga) yang penting potensinya," katanya saat ditemui wartawan. 

Baca Juga

Menurut dia, pangsa pasar ekspor olahan produk ayam terbuka karena ada yang berminat. Hal itu setelah pemerintah bersama pelaku usaha melakukan sejumlah misi dagang ke negara-negara timur tengah.

Menurut dia, terdapat kesesuaian antara selera masyarakat timur tengah dengan produk ayam dari Indonesia.  Arab Saudi, lanjut dia, dapat menjadi hub bagi produk ayam dari Indonesia jika bisa ditembus.

"Calon-calon pembelinya baru datang. Jeddah bisa menjadi hub dan sertifikasi halal yang lagi dibicarakan," katanya. 

Hanya, Sulistyawati enggan menjelaskan lebih lanjut soal pembicaraan sertifikasi halal itu. Pihaknya menyebut, salah satu perusahaan yang berminat untuk melakukan ekspor produk olahan ayam ke Timur Tengah, yakni Charoen Phokpand Indonesia. 

Presiden Direktur Charoen Phokpand Indonesia, Hadi Gunawan membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, Arab Saudi dan Singapura menjadi dua negara tujuan ekspor yang ditargetkan perusahaan.

Sejauh ini, Charoen Phokpand memiliki tiga negara yang menjadi pangsa pasar ekspor, yakni Papua Nugini, Timor Leste, dan Jepang. Produk yang diekspor meliputi produk olahan ayam, griller ayam, pakan ungga, serta anak ayam atau day old chicken. 

"Kami ingin berkembang tidak hanya di tiga negara yang telah repeat order. Kita mohon dukungan bisa perluas ke Singapura dan Timur Tengah agar menambah devisa negara," kata dia. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta agar perusahaan perunggasan di Indonesia terpacu untuk mendeteksi pasar ekspor produk olahan. Kementan mendorong industri perunggasan bisa menekan harga lewat efisiensi tanpa mengurangi kualitas produk unggas agar bisa bersaing di pasar global. 

"Kuantitasnya kita siapkan, tapi kualitasnya tidak boleh kalah dengan negara lain. Saya akan melalukan upaya agar ekspor ayam naik tiga kali lipat dari sekarang," kata Syahrul. 

Syahrul mengemukakan, persoalan data perunggasan juga tak luput dari perhatian Kementan. Data diperlukan agar oversupply ayam dan telur yang kerap terjadi bisa diminimalisasi. Namun, untuk jangka pendek data yang akan dibenahi terutama terkait data perberasan yang akan dirilis luas baku sawahnya pada 1 Desember mendatang. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement