Sabtu 18 Oct 2025 19:50 WIB

BYD Pastikan Mobil di Indonesia tak Terdampak Recall

Penarikan pertama menargetkan sebanyak 44.535 unit kendaraan seri Tang 2015.

Pabrikan otomotif BYD dikabarkan telah mengajukan rencana penarikan kembali (recall) kepada otoritas China untuk mengatasi potensi masalah keselamatan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pabrikan otomotif BYD dikabarkan telah mengajukan rencana penarikan kembali (recall) kepada otoritas China untuk mengatasi potensi masalah keselamatan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pabrikan otomotif BYD dikabarkan telah mengajukan rencana penarikan kembali (recall) kepada otoritas China untuk mengatasi potensi masalah keselamatan pada dua seri kendaraan berbeda yang totalnya mencapai 115.783 unit.

Lalu bagaimana dampaknya dengan unit mobil BYD di Indonesia?

Baca Juga

Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan melalui keterangannya di Jakarta, Sabtu (18/10/2025), memastikan bahwa seratus ribu lebih kendaraan yang ditarik itu tidak ada satu pun yang dijual di pasar Indonesia.

"Kami memastikan model dan tipe pada program tersebut bukan merupakan model yang dijual di Indonesia," kata Luther.

Penarikan tersebut, menurut Luther, dilakukan untuk menghindari potensi kejadian yang tidak diinginkan serta bagian dari komitmen mereka terhadap keselamatan dan menjaga kualitas dan kepercayaan pelanggan.

Dilaporkan Carnewschina, Jumat (17/10/2025) waktu setempat, penarikan kembali ini dimulai setelah investigasi kerusakan oleh China State Administration for Market Regulation (SAMR) yang bertujuan untuk memperbaiki berbagai masalah, mulai dari malfungsi pengontrol motor penggerak hingga kekurangan segel baterai.

Penarikan pertama menargetkan sebanyak 44.535 unit kendaraan seri Tang 2015 yang diproduksi antara 28 Maret 2015 dan 28 Juli 2017.

Masalah itu bermula dari masalah desain dan pemilihan komponen pada pengontrol motor penggerak, yang dapat menyebabkan fungsi pelepasan muatan aktif yang tidak normal selama penggunaan. Dalam kasus ekstrem, hal ini dapat mengakibatkan papan sirkuit terbakar dan kegagalan mode penggerak listrik murni kendaraan, sehingga menimbulkan risiko keselamatan.

Diler resmi BYD dikabarkan akan memperbarui perangkat lunak untuk kendaraan yang terdampak, serta mengubah metode pelepasan muatan menjadi pelepasan muatan motor untuk menghilangkan bahaya keselamatan.

Selanjutnya, penarikan kedua menargetkan 71.248 unit kendaraan listrik murni Yuan Pro yang diproduksi antara 6 Februari 2021 dan 5 Agustus 2022.

Penarikan itu mengatasi cacat produksi di mana paking segel baterai mungkin tidak terpasang dengan benar, yang mengakibatkan penurunan kinerja segel. Mengarungi air dengan kecepatan tinggi dalam waktu lama dapat mengakibatkan masuknya air ke dalam baterai, sehingga merusak insulasinya.

Dalam skenario ekstrem, hal ini dapat menyebabkan penurunan daya baterai dan menimbulkan bahaya keselamatan. Untuk mengatasi hal ini, diler resmi BYD akan menggunakan segel khusus untuk memperkuat casing baterai kendaraan yang terdampak agar fungsi kedap airnya pulih dan menghilangkan risiko keselamatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement