REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat premi asuransi umum sebesar Rp 57,9 triliun pada kuartal tiga 2019. Pencapaian ini tumbuh 20,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 47,9 triliun.
Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudyar Dalimunthe mengatakan pertumbuhan premi kuartal tiga 2019 didorong oleh kenaikan premi asuransi kendaraan bermotor, kredit dan properti.
“Kecuali asuransi energi off shore dan tanggung gugat yang mencatatkan pertumbuhan negatif pada semester ini dibandingkan periode sama tahun sebelumnya,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/11) malam.
Dody merinci pertumbuhan premi terbesar didorong lini bisnis asuransi kredit sebesar 104 persen menjadi Rp 9,4 triliun pada kuartal tiga 2019. “Jadi biar pun pertumbuhan ekonomi melambat karena sudah mulai banyak perusahaan yang menganggap asuransi kredit otomatis premi juga naik,” ucapnya.
AAUI mencatat saat ini ada 10 perusahaan asuransi yang menggarap segmentasi bisnis asuransi kredit, dari 83 perusahaan asuransi dan reasuransi di bawah asosiasi. Menurutnya perusahaan mulai membidik asuransi kredit, penyaluran kredit dari lembaga jasa keuangan yang meningkat juga berkontribusi meningkatnya realisasi premi.
Kemudian premi kendaraan bermotor juga mengalami pertumbuhan yang lambat. Hal ini seiring dengan data yang dikeluarkan oleh Gaikindo yang mencatatkan penurunan kendaraan bermotor roda empat.
"Namun sejalan dengan peningkatan pencatatan premi, klaim dibayar juga mengalami peningkatan," ucapnya.
Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang menambahkan klaim kuartal tiga 2019 sebesar Rp 25,8 triliun atau tumbuh 28,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 20,1 triliun. Klaim ini paling banyak terjadi pada semua lini usaha kecuali asuransi penerbangan atau pesawat udara dan tanggung gugat. Menurutnya seiring peningkatan klaim dibayar, rasio klaim dibayar pada kuartal tiga 2019 juga mengalami peningkatan menjadi 44,6 persen dari periode sebelumnya 41,6 persen.
“Pangsa pasar premi asuransi umum masih didominasi oleh dua lini usaha terbesar, yaitu asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor dengan total kontribusi 50 persen,” ucapnya.
Pada bisnis reasuransi umum mencatatkan premi Rp 13,4 triliun atau naik 27,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 10,5 triliun. Dari sisi klaim dibayar sampai kuartal III 2019 sebesar Rp 4,5 triliun naik 34 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 3,3 triliun.
Sedangkan dari segi nominal dan persentase, klaim terbesar dari lini usaha kredit sebesar Rp 5,4 triliun atau naik 95 persen dari Rp 2,7 triliun. Mencermati jumlah klaim yang tinggi itu, pihaknya mendorong perusahaan asuransi untuk selalu melakukan penilaian yang cermat kepada calon debitur.
"Cuma yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai meninggalkan penilaian risiko karena data menunjukkan pertumbuhan asuransi kredit, tapi tumbuh juga klaimnya jadi ini juga tidak efisien," katanya.