Selasa 19 Nov 2019 05:50 WIB

Asahi Chemical Siap Investasi di Indonesia Rp 1,3 Triliun

Investasi di bidang manufaktur Indonesia akan mencapai Rp 40 triliun hingga 2023.

Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan komitmen Asahi Chemical untuk berinvestasi di Indonesia. Asahi akan membangun pabrik senilai Rp 1,3 triliun di Indonesia.

“Asahi Chemical akan melakukan perluasan fase ketujuh pabrik mereka di Cilegon dengan nilai Rp 1,3 triliun,” kata Menperin usai menggelar pertemuan dengan delapan industri di Tokyo, Jepang, Senin (18/11).

Baca Juga

Menteri Agus memaparkan Asahi Chemical akan memproduksi 200 ribu metrik ton produk polyvinil klorida (PVC) per tahun. Menperin menyampaikan bahwa pihak Asahi sempat mempertanyakan pasokan bahan baku untuk mendukung proses industrinya di Indonesia.

“Investasi ini dalam perluasan fase ketujuh pabrik mereka di Cilegon dan akan beroperasi pada 2021,” ujar Agus.

Dalam hal ini, Agus menyampaikan bahwa Kemenperin selaku pembina industri akan memastikan kelancaran pasokan bahan baku untuk industri, termasuk garam yang dibutuhkan industri asal Negeri Sakura tersebut.

“Tadi diangkat juga oleh Asahimas, soal keberlanjutan bahan baku garam. Jadi, Kementerian Perindustrian menjadi satu-satunya yang memberikan rekomendasi, sehingga kami memastikan ketersediaannya,” ujar Agus.

Selanjutnya, industri petrokimia asal Jepang Nippon shokubai juga mengaku siap untuk melakukan investasi baru sebesar 270 juta dolar AS. “Nippon Shokubai akan membangun pabrik acrilyc acid dan akan selesai konstruksi pada 2021,” ungkap Agus.

Selain itu, Menperin juga mendapat laporan tentang rencana ekspansi dari Toyota Group sebesar Rp 28,3 triliun yang akan direalisasikan dalam periode lima tahun yakni 2019-2023 untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. “Ini termasuk pengembangan Toyota, Daihatsu, dan Hino,” tutur Menperin.

Pihak Honda menyampaikan akan merealisasikan investasi sebesar Rp 5,1 triliun pada periode 2019-2023 di Indonesia. “Untuk Honda, belum soal electric vehicle (EV). Investasi tersebut untuk model baru dan pendalaman industri, lokalisasi dan sebagainya. Karena memang salah satu nilai positif dari Honda yaitu menempatkan pusat penelitian dan pengembangannya di Indonesia,” papar Menperin.

Dengan demikian, Agus optimistis bahwa hingga 2023, investasi dibidang manufaktur akan mencapai Rp 40 triliun di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement