REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan transaksi Kredit Penyaluran Rumah (KPR) senilai Rp 3 triliun. Per Juni 2019, BTN mendominasi pasar KPR dengan pangsa sebesar 40,31 persen.
Plt Direktur Utama BTN Oni Febriarto mengatakan pangsar pasar KPR subsidi sebesar 91,55 persen pada September 2019. "Transaksi KPR didapatkan dari kegiatan Indonesia Property Expo (IPEX) 2019 yang berlangsung minggu lalu. Potensi tersebut mampu meningkatkan dominasi pasar KPR," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (18/11).
Tercatat hingga September 2019, BTN mencatatkan pertumbuhan KPR sebesar 18,45 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 163,61 triliun pada September 2018 menjadi Rp 193,8 triliun. Kenaikan tersebut disumbang melesatnya penyaluran KPR Subsidi sebesar 25,54 persen yoy menjadi Rp 111,64 triliun pada kuartal tiga 2019.
Segmen KPR nonsubsidi meningkat pada level 10,01 persen yoy menjadi Rp 82,16 triliun per September 2019.
Dalam ajang IPEX ke-19, BTN menggandeng 106 pengembang. Rinciannya, sebanyak 71 di antaranya merupakan pengembang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) nonsubsidi dan 35 sisanya merupakan pengembang KPR subsidi. Secara total, BTN menghadirkan sekitar 650 proyek perumahan yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
BTN juga menawarkan berbagai tipe hunian dalam pameran tersebut. Pameran yang digelar dalam rangka ulang tahun KPR ke-43 tersebut menjajakan hunian dengan kisaran harga dari Rp 140 juta sampai lebih dari Rp 1 miliar. Perseroan menghadirkan mulai dari rumah tapak, hingga rumah vertikal yang mengikuti tren eco living.
Oni merinci dalam pameran tahunan tersebut, BTN juga memberikan berbagai penawaran menarik. Di antaranya, menawarkan suku bunga KPR sebesar 6,43 persen fixed satu tahun serta bebas biaya provisi, administrasi dan appraisal.
Bank Indonesia merekam adanya peningkatan penjualan properti residensial pada kuartal tiga 2019. Peningkatan tersebut disebabkan naiknya penjualan pada rumah tipe kecil dan tipe besar.
Secara tahunan, kenaikan tersebut dinilai cukup besar dengan pertumbuhan properti residensial sebesar 13,95 persen secara tahunan pada kuartal tiga 2019. Angka tersebut melesat dari kontraksi negatif sebesar -15,79 persen yoy pada kuartal sebelumnya.
Bank sentral juga mencatat fasilitas KPR masih menjadi sumber pembiayaan utama bagi konsumen dalam melakukan pembelian properti residensial. Hal ini tercermin dari hasil survei yang mengindikasikan mayoritas konsumen (76,02 persen) menggunakan fasilitas KPR untuk membeli properti residensial.