Kamis 14 Nov 2019 20:40 WIB

Tugu Insurance Bukukan Laba Bersih Rp 285,9 Miliar

Pendapatan premi bruto konsolidasi Tugu Insurance meningkat 45 persen

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk Indra Baruna (tengah) bersama direksi PT ATPI dalam paparan kinerja purna tahun 2017 di Jakarta, Kamis (5/4).
Foto: Republika/Fuji Pratiwi
Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk Indra Baruna (tengah) bersama direksi PT ATPI dalam paparan kinerja purna tahun 2017 di Jakarta, Kamis (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) membukukan kenaikan laba bersih 174 persen pada kuartal tiga tahun ini secara yoy. Perusahaan berkode saham TUGU ini meraih laba bersih sebesar Rp 285,9, sedangkan periode yang sama tahun lalu hanya Rp 104,23 miliar.

 

Baca Juga

Presiden Direktur Tugu Insurance Indra Baruna menjelaskan, kenaikan laba bersih itu ditopang oleh pendapatan premi bruto konsolidasi yang meningkat 45 persen menjadi Rp 4,94 triliun dari Rp 3,41 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Peningkatan pendapatan premi bruto itu terjadi hampir di seluruh sektor, mulai dari sektor energi, non-energi, commercial serta retail business," ujar Indra dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11).

Selain peningkatan pada sisi pendapatan premi, Tugu Insurance juga berhasil  meningkatkan kinerja hasil underwriting. Secara konsolidasian, hasil underwriting konsolidasian naik menjadi Rp 492,74 miliar dari sebelumnya Rp 462,26 miliar.

Direktur Keuangan dan Jasa Korporat Tugu Insurance Muhammad Syahid menambahkan, peningkatan laba bersih tersebut tidak terlepas dari kemampuan perseroan untuk meningkatkan hasil investasi dan hasil usaha lainnya.

Per 30 September 2019 hasil investasi konsolidasian sebesar Rp 273,96 miliar atau naik 277 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 72,68 miliar. Hal tersebut utamanya didukung oleh peningkatan aset investasi. Selain itu perubahan mata uang fungsional dari dolar AS ke rupiah juga berdampak pada peningkatan imbal hasil investasi di level induk perusahaan.

"Peningkatan laba bersih konsolidasian itu juga turut dikontribusikan dari perolehan hasil usaha lainnya sebesar Rp 284,63 miliar atau naik 44 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 197,34 miliar,"jelas Syahid.

Dengan pencapaian sampai dengan kuartal III 2019 tersebut, Aset Tugu Insurance melonjak 21 persen menjadi  Rp 21,48 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 17,74 triliun. Sedangkan ekuitas perseroan meningkat 10 persen dari Rp 7,45 triliun menjadi Rp 8,19 triliun, dengan disertai tingkat Risk Based Capital (RBC) 398 persen yang berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar 120 persen.

Hadapi ketidakpastian global

Di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global, Tugu Insurance berhasil mempertahankan peringkat Global Rating A- (Excellent) dari A.M. Best, yang merupakan lembaga pemeringkat global di bidang perasuransian.

Tugu Insurance merupakan satu-satunya perusahaan asuransi umum nasional yang memiliki predikat rating internasional A-(Excellent) dari A.M. Best. Peringkat ini mencerminkan kinerja keuangan Tugu Insurance yang sangat solid, didukung oleh operasional bisnis yang kuat dan manajemen risiko yang baik.

Sebagai perusahaan asuransi, Tugu Insurance senantiasa menjalankan  pengelolaan  risiko dengan Prinsip kehati-hatian baik dari aspek underwriting maupun pengelolaan investasi.

Indra juga menambahkan, Tugu Insurance akan terus mengembangkan inovasi produk dan layanan untuk menjawab kebutuhan masyarakat atas kebutuhan perlindungan mereka. Setiap produk dan layanan yang di kembangkan akan selalu memperhatikan fairness, simple dan cepat.

“Saat ini kehadiran kami semakin mudah dijangkau oleh masyarakat luas melalui bauran saluran distribusi kami mulai dari cabang konvensional, Point of Sales and Service, Agen hingga saluran distibusi lainnya berbasiskan digital. Produk unggulan asuransi ritel Tugu Insurance juga telah tersedia di berbagai digital marketplace,”tutup Indra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement