Rabu 13 Nov 2019 18:32 WIB

Tak Hanya IHSG, Rupiah Juga Melemah Akibat Sentimen Global

Analis sebut rupiah melemah akibat sentimen perang dagang AS-China

Karyawan menunjukan uang rupiah pecahan 100 ribu dan 50 ribu di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Karyawan menunjukan uang rupiah pecahan 100 ribu dan 50 ribu di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup terkoreksi melemah, dibayangi sentimen negatif global. Rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp 14.079 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.054 per dolar AS. Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu, mengatakan pelemahan rupiah masih dipicu oleh sentimen negatif eksternal, terutama terkait perang dagang AS-China. "Presiden Donald Trump mengancam bahwa AS akan secara substansial meningkatkan tarif terhadap China jika tidak ada kesepakatan tercapai," ujar Ibrahim, Rabu (13/11).

Presiden Amerika Serikat itu mengatakan di Economic Club of New York bahwa tidak ada yang lebih banyak memanipulasi atau memanfaatkan Amerika Serikat sejak masuknya China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2001.

Dari eksternal lainnya, kerusuhan politik di Hong Kong terus mendapat perhatian ketika polisi memerangi demonstran pro-demokrasi di beberapa kampus universitas di kota tersebut.

Beberapa jaringan transportasi, sekolah, dan banyak bisnis tutup pekan ini di tengah meningkatnya kekerasan di Hong Kong.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.070 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.070 per dolar AS hingga Rp14.086 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp 14.082 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.059 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement