Rabu 13 Nov 2019 04:09 WIB

BI Minta Pesantren Bangun Ekosistem Digital

BI menilai pesantren harus menguasai teknologi dan informasi digital.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
.
.

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Bank Indonesia (BI) menilai pentingnya pesantren untuk memanfaatkan teknologi dan informasi, terutama memasuki era yang serba digital seperti sekarang. Untuk itu, bank sentral mendorong pesantren untuk membangun ekosistem digital.

"Tentunya, dengan keberadaan sekitar 29 ribu pondok pesantren dan 5 juta orang santri, modal besar pesantren untuk membangun ekosistem digital secara internal tidak diragukan lagi," ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Bahkan lebih jauh dari itu, ekosistem digital antarpesantren tidak harus selalu diarahkan pada kegiatan ekonomi, namun juga bisa dimanfaatkan guna menunjang kegiatan pembelajaran maupun koordinasi antarpesantren.

Baca Juga: Strategi BCA Garap Potensi Ekonomi Digital Tanah Air

"Targetnya, pesantren tidak hanya menjadi obyek dan pasar dalam era ekonomi digital yang berkembang pesat seperti sekarang ini, tetapi juga menjadi subyek atau penggerak utama dalam iklim ekonomi digital, terutama pada lingkup produk dan layanan berbasis syariah," jelas Dody.

Apa yang dilakukan BI tak lepas dari besarnya potensi ekosistem digital di Indonesia. Data menunjukkan, dari total populasi Indonesia sekitar 268 juta jiwa penduduk, sebanyak 56% di antaranya atau 150 juta orang merupakan pengguna internet aktif.

Dari 150 juta orang tersebut, sebanyak 91% menggunakan ponsel dan lebih dari 10% sudah memanfaatkannya untuk melakukan pembelian atau pembayaran online secara rutin.

"Bahkan, salah salah satu riset memprediksi jika market size ekonomi digital Indonesia pada akhir 2019 akan mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp560 triliun, kemudian pada 2025 berpotensi mencapai US$100 miliar atau Rp1.400 triliun," paparnya.

Baca Juga: Resmi Akuisisi Bank Royal, BCA Siap Garap Perbankan Digital

Namun demikian, lanjut Dody, adaptasi yang harus dilakukan tentu tidak mudah, apalagi jika tidak ditunjang dengan infrastruktur teknologi dan aksesibilitas layanan publik yang memadai.

Tetapi, bukan berarti  hal tersebut mustahil dilakukan. Semangat gotong-royong atau sinergi di kalangan pesantren perlu untuk senantiasa diperkuat.

"Hal tersebut juga dilandasi fakta bahwa inti dari implementasi ekonomi digital adalah membangun suatu ekosistem yang bisa menghubungkan antara seluruh kebutuhan dari konsumen dengan layanan yang bisa disediakan oleh produsen atau pelaku usaha lainnya, tanpa terbatas waktu dan jarak," cetusnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement