Senin 11 Nov 2019 06:30 WIB

Jenius-Blibli Kolaborasi Ajak Pengguna Jaga Keamanan Data

Kolaborasi mendukung terciptanya ekosistem digital Indonesia yang aman dan nyaman.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
BTPN dengan aplikasi Jeniusnya
Foto: Iit Septyaningsih
BTPN dengan aplikasi Jeniusnya

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jenius berkomitmen untuk menyediakan layanan finansial yang mudah, aman dan cerdas bagi masyarakat digital savvy dari BTPN. Untuk itu, Jenius berkolaborasi dengan Blibli.com mendukung terciptanya ekosistem digital Indonesia yang aman dan nyaman. 

Head of Digital Banking Bank BTPN, Irwan S Tisnabudi mengatakan, Jenius dan Blibli percaya akan keamanan transaksi semakin maksimal dengan adanya partisipasi masyarakat digital savvy untuk menjaga kerahasiaan data pribadi. Termasuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengakses informasi di dunia digital.

Untuk itu, Jenuis dan Blibli memastikan keamanan data tiap transaksi yang dilakukan. Yang mana, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna, tentunya terus dilakukan update secara berkala pada teknologi maupun layanan. 

"Kolaborasi Jenius dengan Blibli.com ini mengajak masyarakat digital savvy untuk bersama-sama membangun ekosistem digital yang aman dan nyaman," kata Irwan di Melia Purosani Hotel, Yogyakarta, akhir pekan lalu. 

Ia menjelaskan, sistem digital dan kehidupan masyarakat semakin terintegrasi. Hal ini, didukung oleh penetrasi internet dan ponsel pintar yang terus bertumbuh di Indonesia. 

Berdasarkan survei Nielsen, katanya, sejak 2014 hingga 2018 pengguna ponsel pintar di Indonesia bertumbuh hingga 37 persen. Yang mana, hal tersebut diikuti dengan pertumbuhan pengguna internet sebesar 22 persen. 

"Kondisi ini berdampak pada bagaimana masyarakat menjalankan aktivitas mereka sehari-hari termasuk dalam aspek finansial, berbelanja, transportasi, dan masih banyak lagi," ujarnya. 

Sementara, hadirnya platform online untuk bertransaksi membuka kesempatan yang semakin luas. Dan tentunya, kata Irwan, menciptakan kemudahan bagi masyarakat digital savvy dalam melakukan transaksi. 

Namun, di sisi lain perkembangan teknologi digital tersebut sekaligus membuka berbagai peluang risiko digital yang perlu diwaspadai bersama. "Baik oleh pihak perusahaan maupun pelanggan," jelasnya. 

Edukasi mengenai keamanan data dan bertransaksi sendiri penting untuk dilakukan. Irwan mengatakan, pihaknya pun sering melakukan edukasi melalui berbagai medium seperti email, artikel online, media sosial, push notification hingga beragam kegiatan bersama komunitas. 

Jenius, kata Irwan, percaya gaya hidup digital perlu diimbangi dengan kesadaran akan keamanan dalam bertransaksi offline maupun online. Beberapa langkah dasar dapat dilakukan untuk melindungi data pribadi. 

Mulai dari menggunakan e-mail dan password yang berbeda untuk masing-masing kebutuhan, mengganti Personal Identification Number (PIN) dan password akun secara berkala. Yang paling penting, tidak membagikan data pribadi dan mengatur PIN berbeda untuk tiap kartu debet dan menjaga kerahasiaan one-time password (OTP). 

“Semoga inisiatif kolaborasi edukasi antara Jenius dan Blibli.com ini dapat semakin membuka wawasan masyarakat digital savvy agar lebih waspada dalam melindungi keamanan data pribadi untuk meminimalkan berbagai kemungkinan risiko," ujarnya

Oleh karena itu, perusahaan mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terbaik untuk keamanan data pelanggan. Secara bersamaan, pelanggan juga harus menjaga kerahasiaan data terutama saat melakukan transaksi online. 

"Selain itu pelanggan juga harus memilih platform yang terpercaya ketika melakukan transaksi online. Dengan adanya kesadaran yang tinggi terhadap keamanan data informasi, pelanggan dapat ikut aktif meminimalkan potensi terjadinya kebocoran data," kata Manager Information Security Blibli.com, Ricky Setiadi. 

Executive Secretary Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM, Diah Angendari juga mengungkapkan hal yang sama. Yang mana, perkembangan teknologi memungkinkan digitalisasi dalam ranah strategis.

"Termasuk hadirnya e-commerce, digital banking, transportasi online dan masih banyak lagi," kata Diah. 

Ia menjelaskan, perkembangan teknologi ini menempatkan data sebagai inti dari layanan. Dalam mewujudkan ekosistem ekonomi digital yang aman, kata Diah, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak. 

"Yaitu pemerintah, pelaku layanan digital, komunitas dan terutama dari pengguna layanan digital itu sendiri," tambahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement