Ahad 10 Nov 2019 19:38 WIB

Perang Dagang, Penjualan Unit Bisnis Alibaba Tetap Moncer

Bukan cuma Alibaba yang tetap kuat di tengah sengitnya perang dagang

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Di Tengah Perang Dagang, Penjualan Unit Bisnis Raksasa Teknologi China Ini Enggak Goyang. (FOTO: Alibaba)
Di Tengah Perang Dagang, Penjualan Unit Bisnis Raksasa Teknologi China Ini Enggak Goyang. (FOTO: Alibaba)

Warta Ekonomi.co.id, Hangzhou, China -- Bukan cuma Alibaba yang tetap kuat di tengah sengitnya Perang Dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Performa Tmall dan Tmall Global (unit bisnis Alibaba) pun masih bisa beroperasi tanpa gangguan, khususnya untuk kegiatan impor barang yang akan dijajakan ke konsumen China.

Pada paruh pertama 2019 saja, Tmall Global membukukan 300% pertumbuhan (yoy) dari segi jumlah merek yang bergabung ke layanan mereka. Saat ini, ada lebih dari 22 merek dari 78 negara dan wilayah yang terdaftar di marketplace lintas negara milik Tmall itu.

"Kami fokus menggandeng penjual Amerika agar sukses menjual produknya di China, kami tak lihat dampak (perang dagang-red) yang begitu besar terhadap penjualan mereka di sini, masih berjalan baik," jelas General Manager, Tmall Import & Export, Alvin Liu pada konferensi pers di Hangzhou, China, Minggu (10/11/2019).

Baca Juga: Jelang Hari Jomlo Alias Festival Diskon 11.11, Alibaba Catat Sejumlah Rekor di Pre-Order!

Tmall Global juga memasok persediaan barang pada ajang Single's Day 11.11, memasarkan produk milik merek global. Pada masa pemesanan awal (presale) acara itu, perusahaan mencatatkan sejumlah rekor baru. 

Nilai transaksi pesanan pada periode itu naik 113% pada 1 jam pertama, dibandingkan tahun lalu. Jumlah itu juga melebihi transaksi 11.11 tahun lalu dalam waktu 1 jam 47 menit. "(Saat presale) kami adakan live streaming buat promosi produk lewat key opinion leader," imbuh Alvin.

Dari segi jangkauan, Tmall melihat bukan cuma konsumen di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou saja yang terlibat dalam pembelian produk impor. Para konsumen di kota-kota lebih kecil juga mulai bertumbuh hingga 42% yoy.

Alvin berujar, "bisa dibilang, profil konsumen mulai berubah, mereka yang hidup di kota yang lebih kecil mulai membeli produk impor karena kekuatan internet."

Tmall Global sebagai bagian dari Tmall sudah menaungi lebih dari 22 ribu merek, dari skala menengah dan besar, baik yang memiliki toko fisik di China maupun tidak. Sementara, Tmall sudah menaungi toko milik lebih dari 200 ribu merek, termasuk Starbucks, Nike, Uniqlo, Zara, Victoria's Secret, Apple, Estee Lauder, Lancome, dan lain-lain.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement