Warta Ekonomi.co.id, Surakarta
Produsen ponsel pintar Xiaomi baru saja merilis jam tangan pintar untuk menantang produk milik Apple dan Huawei, namanya Xiaomi Watch.
Perangkat itu dilengkapi oleh layar melengkung AMOLED 1,78 inci yang dilapisi oleh kaca safir. Di dalamnya terdapat sensor detak jantung dan kartu eSIM virtual yang memungkinkan pengguna melakukan panggilan telepon dan mengakses internet.
"Jam tangan itu akan dilengkapi oleh Android versi khusus bernama MIUI For Watch, yang telah disertai oleh lebih dari 40 aplikasi di dalamnya," kata peraan dalam keterangan resminya, dikutip dari KrAsia, Rabu (6/11/2019).
Baca Juga: Bakal Rilis Minggu Depan, CEO Xiaomi Bocorkan Teaser Mi 9 Pro 5G
Tak hanya itu, perangkat tersebut juga dilengkapi dengan asisten suara berbasis kecerdasan buatan Xiaoai Tongxue, memungkinkan pengguna untuk terhubung dan mengontrol perangkat rumah pintar milik ekosistem Xiaomi.
Pemesanan awal sudah dilaksanakan, dengan harga penawaran senilai 1.299 renmibi (186 dolar AS). Lebih lanjut, perusahaan mengatakan, "penjualan formal akan dimulai pada pertengahan Desember.
Xiaomi sekali lagi menantang Apple yang menjual Apple Watch Series 5 seharga 3.199 renmibi, serta Huawei yang merilis Huawei Watch GT 2 dengan harga 1.488 renmibi.
Di luar bisnis ponsel pintar, Xiaomi memang memiliki ekosistem peralatan rumah pintar sejak awal tahun ini. Perusahaan yang terdaftar di Hong Kong itu mengirimkan 5,3 juta peralatan pintar di China pada kuartal II 2019, menduduki posisi pertama di sektor itu dengan pangsa pasar 22,9 persen, menurut perusahaan riset IDC. Namun, hanya gelang pintar dan earphone pintar yang dihitung di dalamnya.
Di posisi kedua ada Huawei, dengan pengiriman barang sebanyak 5 juta, termasuk jam tangan pintar dan gelang pintar, kata IDC. Sementara itu, Apple hanya mengirimkan 3,1 juta jam tangan pintar dan earphone di China pada kuartal yang sama.
Xiaomi juga merupakan vendor ponsel pintar terbesar keempat di China, mengambil pangsa pasar 9 persen dengan 8,8 juta pengiriman pada kuartal III 2019, menurut perusahaan riset pasar Canalys.