Rabu 30 Oct 2019 13:16 WIB

Menuai Berkah Rokarbos Berkat Marketplace

Marketplace memudahkan Rokarbos mendapatkan bahan baku dengan cepat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Salah satu produk kuliner Rokarbos.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Salah satu produk kuliner Rokarbos.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Era digitalisasi memberikan peluang bagi kaum milenial untuk mulai belajar berbisnis. Terutama, dalam hal akses pasar yang dahulu kerap menjadi salah satu momok bagi pemula.

Gaya hidup generasi milenial yang cenderung mengarah ke food, fun, dan fashion, memberi peluang seceruk bisnis sederhana nan menjanjikan. Salah satunya, usaha kuliner Rokarbos yang dirintis oleh Pramdia Arhando sejak awal tahun 2018 lalu.

Baca Juga

Kepada Republia.co.id, lelaki berusia 28 tahun ini bercerita mulai berani mengeksekusi ide bisnis roti bakar ketika memutuskan berhenti bekerja dari salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Ia melihat ada potensi besar menjadi wirausaha di era digital saat ini. 

Lelaki yang akrab disapa Pram itu mengaku, memulai usaha roti bakar dengan modal Rp 800.000 dari kantong sendiri. Modal itu ia gunakan untuk membeli bahan baku roti, aneka topping yang bakal disajikan, kemasan, hingga peralatan sederhana seperti spatula dan pemanggang roti.

"Niat usaha kuliner ada sejak masa kuliah, tapi baru kesampaian tahun 2018. Awalnya mau usaha donat tapi pas coba-coba trial and error, lumayan susah karena tidak punya background bikin adonan donat," kata Pram saat berbincang dengan Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

photo
Salah satu produk kuliner Rokarbos.

Lantaran merasa sulit untuk membuat donat, ia menemukan ide membuat roti bakar dengan aneka topping. "Rotinya kita buat sendiri dan fresh bukan dari freezer. Setelah dicoba-coba, kasih keluarga. Alhamdulillah banyak yang suka. Keluarga mendukung bisnis ini," ucapnya.

Menurutnya, kelebihan yang dimiliki Rokarbos ketimbang roti bakar lainnya yakni pada topping dan rasa. Pram juga memadukan roti bakar dengan puff pastry sebagai isian roti.

Dirinya menilai, usaha roti bakar hari ini amat ketat lantaran banyak pelaku usaha lain yang merintis usaha makanan ringan ini. Namun, alasan itu tak menjadi hambatan selama perintis usaha bisa mencetuskan berbagai inovasi yang mampu mengemas produk menjadi berbeda dan menarik.

Dengan modal itu, Rokarbos pun kemudian terbantukan oleh era digitalisasi serta penetrasi internet yang merata ke segala lapisan masyarakat. Berkat kehadiran banyak toko daring atau marketplace, Rokarbos yang tampil berbeda dari roti bakar lainnya jadi lebih cepat dikenal konsumen. Khususnya milenial. Minimal, masyarakat di sekitar Tangerang Selatan tempat Pram menjalankan usahanya.

Rokarbos yang dihargai Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu per porsi itu perlahan mengalami peningkatan penjualan. Dari semula hanya terjual lima porsi per hari, kini bisa mencapai lebih dari 50 porsi per hari setelah hampir dua tahun Rokarbos berdiri.

"Terutama Sabtu-Ahad, orderan ramai sekali. Karena kita baru melayani delivery service, adanya ojek online juga sangat membantu," katanya.

photo
Salah satu produk kuliner Rokarbos.

Pram mengatakan, secara tidak langsung, marketplace berkontribusi meningkatkan pendapatan Rokarbos sekitar 35-50 persen dari awal ia memulai usahanya. Dirinya juga mengaku, lebih dari 50 persen penjualan harian dilakukan melalui marketplace.

Selain memudahkan penjualan, Pram mengaku marketplace juga memudahkan dirinya untuk mendapatkan bahan baku. Sebab, lewat online ia tak perlu lagi setiap hari ke pasar karena semua bisa ditransaksikan dengan marketplace. Pengiriman bahan baku yang ia beli pun tak ada kendala dengan jasa eksepedisi maupun ojek online yang kini menyebar di banyak wilayah.

Secara umum, Pram mengatakan, marketplace mendorong kecepatan dan persaingan antar pelaku usaha. "Kehadiran marketplace sangat membantu pelaku usaha, mudah mencari produk bahan baku dengan harga yang bersaing," katanta.

Ke depan, Pram menargetkan akan mendirikan outlet fisik Rokarbos yang bisa melayani makan di tempat. Sebab saat ini, Rokarbos baru memiliki tiga cabang outlet yang hanya melayani delivery service.

Cepatnya perkembangan itu, tak lain karena didorong dengan peningkatan skala bisnis yang menjadi berkah dari kehadiran marketplace. "Harapannya tahun ini ada outlet fisik karena sudah banyak sekali yang kirim pesan melalui media sosial ingin datang ke outlet," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement