REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat masyarakat untuk membeli obligasi negara ritel (ORI) seri ORI016 dinilai masih rendah. Direktur Tanamduit, Muhammad Hanif mengatakan, tingkat pembelian instrumen investasi ini tidak setinggi beberapa seri sebelumnya.
Menurut Hanif, rendahnya pembelian ORI016 ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan seri sebelumnya. Kali ini, pemerintah menawarkan kupon sebesar 6,80 persen per tahun.
"ORI016 tidak terlalu diminati karena tingkat bunga kerendahan hanya 6,8 persen. Sedangkan reksadana pasar uang bisa 7 persen. Jadi orang lebih mikir-mikir," kata Hanif, Senin (28/10).
Sebagai informasi, pada tahun ini pemerintah menerbitkan obligasi ritel seri SBR005 di awal tahun dengan imbal hasil 8,15 persen. Setiap bulan, imbal hasil obligasi ritel terus mengalami penurunan. Namun, ORI016 adalah obligasi ritel dengan imbal hasil terendah saat ini.
Faktor lainnya yang membuat pembelian ORI016 rendah, menurut Hanif, karena ini merupakan instrumen yang terbilang baru bagi masyarakat. Pasalnya, ORI016 bersifat tradeable atau dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Hanif menilai, masyarakat belum memiliki pemahaman mengenai mekanisme perdagangan tersebut. Selain itu, menurutnya, masyarakat sudah jenuh dengan instrumen obligasi ritel lantaran frekuensi penerbitan yang terbilang sering.
ORI016 merupakan obligasi ritel kesembilan yang diluncurkan tahun ini. Pemerintah menargetkan penjualan hingga instrumen ke-10 pada selama 2019.
Meski demikian, Hanif mengaku, jumlah investor yang membeli ORI016 melalui aplikasi Tanamduit masih terbilang tinggi yaitu mencapai 600 investor dengan AUM kurang dari Rp 10 miliar. Hanif menargetkan dapat menyerap investasi dari instrumen ini hingga Rp 15 miliar.
"Mungkin karena ini ORI yang pertama kali dibeli secara online. Orang masih nyoba nyoba," kata Hanif.
Saat ini, dana kelolaan Tanamduit secara total sudah menyentuh Rp 400 miliar, teridiri dari reksadana dan surat berharga negara (SBN). Total investor di Tanamduit sendiri berjumlah sekitar 139 ribu.