Senin 28 Oct 2019 18:31 WIB

Batik Air Manfaatkan Airbus untuk Ekspansi ke Cina

Cina dan Australia dinilai cocok dilayani dengan armada badan besar seperti Airbus.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait
Foto: Republika/Dedy Darmawan Nasution
Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait

REPUBLIKA.CO.ID, CENGKARENG -- Maskapai Batik Air mendatangkan armada pertamanya jenis Airbus 330-300 CEO pada Senin (28/10). Hingga kuartal pertama 2020, maskapai menargetkan telah memiliki tiga armada Airbus 330-300 CEO untuk ekspansi bisnis penerbangan jarak jauh.

Chief Executive Office Batik Air, Capt. Achmad Luthfie mengatakan, pembelian armada pesawat berbadan lebar itu terutama untuk melayani penerbangan langsung untuk umrah dari Jakarta, Medan, Solo ke Jeddah dan Madinah.

Baca Juga

Namun, kata Edo, perusahaan juga tengah mempersiapkan ekspansi penerbangan ke Cina dan Australia dengan Airbus 330-330 CEO. Dua destinasi itu dinilai cocok untuk dilayani dengan armada berbadan lebar seperti Airbus.

"Dua armada untuk umrah satu armada untuk ke Cina dan Australia. Cina bisa ke Wuhan dan Nanjing, Australia ke Sidney, Brisbande, dan Melbourne," kata Luthfie di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Senin (28/10).

Ia mengatakan, kapasitas penumpang Airbus 330-300 CEO mencapai 392 kursi terdiri dari 18 kelas bisnis dan 374 kelas ekonomi. Dengan daya kapasitas angkut yang besar itu, secara teknis biaya operasional dapat lebih efisien.

Sementara itu, Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirati, menuturkan, pasar wisatawan asing asal Cina dan Australia terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Karena itu, perusahaan berani mengambil langkah untuk membeli Airbus 330-300 CEO demi menangkap peluang pasar dari dua negara itu.

Pesawat kedua dan ketiga Airbus 330-300 CEO direncanakan datang ke Indonesia pada Januari-Februari 2020. Seiring dengan datangnya pesawat baru, Batik Air harus dapat menjaga on time performance minimal 95 persen.

Mengutip data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), kurun waktu Januari-Agustus 2019, wisatawan mancanegara asal Cina yang datang ke Indonesia, mencapai 193.407 kunjungan atau terbanyak kedua setelah Malaysia. Adapun Australia menempati posisi keempat dengan jumah wisman mencapai 131.372 kunjungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement