REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri perbankan telah menyiapkan rencana bisnis dalam memasuki periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bank-bank pelat merah misalnya akan menyesuaikan ekspansi sejalan dengan program-program pemerintah.
Salah satunya adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Bank ini akan fokus menjalankan digitalisasi guna mendorong pertumbuhan bisnis perseroan. Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan perseroan akan melakukan sinergi dengan fintech sebagai bentuk proses transformasi bisnis ke arah digital.
“Target pertumbuhan kredit dalam lima tahun ke depan masih double digit diiringi pengelolaan risiko yang baik tentunya,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (28/10).
Menurutnya pendapatan berbasis bunga masih akan tetap jadi kontributor utama dalam bisnis perseroan. Sekaligus ekspansi bisnis akan dilakukan baik secara organik maupun anorganik.
"Beberapa pilihan ekspansi terus kami kaji dan tidak pernah menutup kemungkinan rencana akuisisi bank, asuransi ataupun penyertaan ke fintech atau bisnis keuangan lainnya,” ucapnya.
Ke depan, perseroan juga akan mendorong pendapatan berbasis non bunga lewat peningkatan bisnis layanan-layanan konsumer ritel berbasis IT, penambahan customer based serta peningkatan bisnis korporasi seperti trade, sindikasi dan banccassurance.
“Kami memproyeksikan arah ekonomi membutuhkan support perbankan misal sektor manufaktur, ekonomi kreatif melengkapi sektor infrastruktur dan komoditas yang beberapa tahun lalu menjadi unggulan pembiayaan,” ucapnya.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) akan fokus pengembangan bisnis dan membangun sinergi subsidiaries yang dimiliki. BRI Ventures akan terus dikembangkan untuk menangkap potensi pada fintech maupun start up yang mampu mendukung bisnis BRI Group.
“Kami akan melakukan insiatif digital ke bisnis proses, ekosistem digital dan digital loan untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan perolehan CASA dan menargetkan segmen baru,” ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo.
Perseroan juga akan mendorong pendapatan non bunga dari transaksi seperti trade finance dari segmen korporasi dan e-channel yang tidak hanya bersumber dari fee ATM, mobile banking dan internet banking, dan dari 390 ribu agen Brilink (branchless banking) yang dimiliki BRI.