Senin 28 Oct 2019 01:05 WIB

Wapres Ingin Ada Arus Baru Ekonomi untuk Kurangi Kesenjangan

Ma'ruf berharap ada kolaborasi antara ekonomi kuat dengan ekonomi masyarakat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meresmikan malam karnaval budaya santri atau Santri Culture Night Carnival (SCNC) 2019 di Surabaya, Ahad (27/10) malam.
Foto: Fauziah Mursid
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meresmikan malam karnaval budaya santri atau Santri Culture Night Carnival (SCNC) 2019 di Surabaya, Ahad (27/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menginginkan pembaruan arus ekonomi di Indonesia tidak lagi atas ke bawah, tetapi dari bawah ke atas. Ma'ruf menilai, ini karena arus ekonomi yang dibangun dari atas ke bawah tidak mendorong pemerataan hingga ke bawah.

Justru kata Ma'ruf, arus ekonomi atas ke bawah makin memperlebar kesenjangan. "Arus lama yang dibangun adalah konglomerasi konglomerat. Maksudnya, supaya netes ke bawah, tapi ternyata tidak netes netes ke bawah. Karena itu, maka terjadilah kesenjangan antara yang kuat dengan lemah," ujar Ma'ruf saat meresmikan malam karnaval budaya santri atau Santri Culture Night Carnival (SCNC) 2019 di Surabaya, Ahad (27/10) malam.

Baca Juga

Karena itu, ia meyakini arus baru ekonomi dari bawah ke atas akan membuat orang yang ekonominya lemah menjadi lebih kuat. Dengan demikian, kesenjangan antara yang kaya dan miskin bisa lebih berkurang.

"Maka Pembangunan harus kita lakukan dari bawah, yaitu bottom up economic development. Yaitu membangun ekonomi dari bawah, yang bawah menjadi kuat, hehingga kesenjangan, ketimpangan dapat kita perkecil, dan kemudian bisa kita hilangkan," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf mengungkap rencana untuk mengembangkan ekonomi masyarakat menjadi program masa mendatang. Menurutnya, program tersebut bukan berarti menghadapkan antara ekonomi masyarakat dengan ekonomi yang lebih kuat.

Sebaliknya, ia berharap ada kolaborasi antara ekonomi kuat dengan ekonomi masyarakat. "Kolaborasi antara yang kuat dan lemah, sehingga agar sama sama keduanya kuat," ujar Ketua Majelis Ulama indonesia (MUI) nonaktif tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement