Jumat 25 Oct 2019 06:01 WIB

Laba Bank Danamon Jadi Rp 2,6 Triliun pada Kuartal III 2019

Penurunan laba bersih disebabkan merosotnya pendapatan bunga bersih.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
PT Bank Nusantara Parahyangan (BNP) akan dilebur dengan Bank Danamon, setelah MUFG memiliki saham 94,1 persen.
Foto: Foto: Arie Lukihardianti/Republika
PT Bank Nusantara Parahyangan (BNP) akan dilebur dengan Bank Danamon, setelah MUFG memiliki saham 94,1 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,6 triliun pada kuartal tiga 2019. Angka turun 15 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Bank Danamon Muljono Tjandra mengatakan penurunan laba bersih disebabkan merosotnya pendapatan bunga bersih sebesar satu persen menjadi Rp 10,71 triliun pada kuartal tiga 2019. 

Baca Juga

“Penurunan pendapatan bunga bersih disebabkan dari tekanan bunga acuan yang meningkat hingga 175 basis poin pada 2018 lalu, sehingga menyebabkan biaya dana kami meningkat,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/10).

Di sisi lain pendapatan operasional perseroan juga tak dapat mengerek laba, sebab pertumbuhannya tercatat stagnan. Dari Rp 13,26 triliun pada kuartal tiga 2018 menjadi Rp 13,27 triliun pada kuartal tiga 2019.

Sementara dari aspek fungsi intermediasi, pertumbuhan portofolio kredit dan trade finance perusahaan juga menurun sebesar tujuh persen (yoy) menjadi Rp 143,55 triliun. Pada semester satu 2019 lalu perusahaan membukukan pertumbuhan sebesar 11  persen (yoy) menjadi Rp 148,27 triliun.

Ke depan kebijakan Bank Indonesia yang telah memangkas bunga acuan sejak Juli lalu akan membuat kondisi membaik. Hal ini terlihat dari marjin bunga bersih perusahaan yang tumbuh tipis sebesar 10 bps dari delapan persen pada kuartal dua 2019 menjadi 8,1 persen pada kuartal ketiga pada tahun ini. 

“Setiap ada penurunan suku bunga sangat membantu kami, dan secara qtq (quartal-to-quartal) NIM (net interest margin) membaik. Kami harap ke depannya berlanjut dengan adanya pressure suku bunga yang tak setinggi periode sebelumnya,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement