Rabu 23 Oct 2019 10:30 WIB

Arifin Tasrif, Menteri ESDM yang Dulu Ingin Jadi Pilot

Nama Arifin Tasrif kian meroket ketika menjadi Direktur Utama di Pupuk Indonesia.

Arifin Tasrif diperkenalkan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri ESDM saat pengumuman jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Arifin Tasrif diperkenalkan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri ESDM saat pengumuman jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki cita-cita merupakan banyak hal yang ditanamkan kepada anak-anak ketika masa bermainnya. Tidak jarang cita-cita tersebut dipengaruhi oleh orang terdekat di lingkungannya.

Beberapa cita-cita favorit anak-anak di antaranya rata-rata akan menjawab sebagai tentara, dokter, astronot bahkan pilot. Tidak terkecuali Arifin Tasrif kecil kala itu. Ia memilih bermimpi menjadi pilot karena sering diajak naik pesawat oleh orang tuanya waktu kecil.

Baca Juga

Sehingga terbesit di benaknya bahwa suatu saat ia ingin menerbangkan sendiri pesawatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, Arifin yang saat ini dipercaya oleh pemerintah menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) justru menyukai dunia pertanian, hingga ia akhirnya menjadi pekerja profesional di bidang tersebut.

Lahir pada 66 tahun silam, tepatnya 19 Juni 1953, Tasrif menyelesaikan pendidikan sarjananya di ITB (Institut Teknologi Bandung) jurusan Teknik Kimia pada tahun 1972. Ia juga pernah menorehkan prestasi penghargaan internasional pada tahun 2011. Putra asli Minangkabau tersebut, meraih Honorary Fellowship Award dari AFEO (ASEAN Federation of Engineering Organization), atas kontribusinya dalam dunia keprofesian sebagai insinyur di Indonesia dan regional ASEAN.

Nama Arifin Tasrif semakin meroket ketika ia menjadi Direktur Utama di Pupuk Indonesia. Sebelum duduk di jabatan tersebut, ia lebih dulu menjabat sebagai Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya dan Dirut Petrokimia Gresik.

Oleh Kementerian BUMN, ia dipercayakan untuk mengkoordinasikan produksi dan distribusi lima perusahaan untuk menjadi holding company BUMN waktu itu, di mana tujuan akhirnya adalah menjadi holding BUMN Pupuk Indonesia. Ia menjadi dirut pertama dari perusahaan holding pupuk BUMN setelah berhasil menyatukan lima perusahaan yang telah didorong pemerintah untuk disatukan.

Pada tahun 2012, ketahanan pangan Indonesia dianggap mengalami peningkatan drastis seiring dengan produktivitas lahan yang semakin luas dibandingkan negara Asia lainnya. Padahal waktu itu subsidi pupuk Indonesia lebih kecil dibanding negara Asia lainnya.

Namun ketergantungan impor pangan justru menurun, oleh karena itu, dukungan keberhasilan produktivitas pertanian waktu itu disumbang besar juga dari pasokan dan kualitas pupuk yang tepat sasaran, Arifin dinilai dengan rapor baik atas capaiannya.

Tidak lama setelah itu, ia mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang sejak 2017. Kini pada tanggal 23 Oktober 2019, dengan memakai batik lengan panjang, ia duduk di tangga Istana Presiden, disebutkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam Kabinet Indonesia Maju.

Menggantikan Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM sebelumnya, Arifin Tasrif akan memiliki tugas utama yaitu fokus pada peningkatan migas, mineral dan minerba. Dalam waktu jangka pendek, lima tahun ke depan, ia diminta untuk melaksanakan visi dan misi Presiden serta Wakil Presiden.

Dengan pengalamannya menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang, ia berpotensi untuk menjalin hubungan bilateral dengan Jepang dalam rangka investasi sektor migas. Selain itu, Jepang juga selama ini dikenal unggul dalam pengembangan sektor energi baru terbarukan serta kendaraan listrik, maka tidak menutup kemungkinan kerja sama kedua negara dalam sektor energi bisa dimaksimalkan.

Ia pernah mengatakan, bahwa Indonesia mengalami surplus sekitar 2 miliar dolar AS dalam perdagangan Indonesia-Jepang. Bagi Jepang, kondisi tersebut bukan merupakan masalah. Dengan pengalamannya dalam memimpin korporasi BUMN serta petrokimia, maka ia juga akan memahami dalam mengembangkan industri petrokimia di Pertamina (Persero) sebagai pengembangan bisnis ke depannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement