Kamis 10 Oct 2019 13:21 WIB

Pemerintah Dorong Pengembangan KEK Berorientasi Ekspor

Hingga Oktober 2019 sudah ada 13 KEK yang beroperasi di Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Foto udara hamparan zona Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun di kawasan perbatasan Lhokseumawe dan Aceh Utara, Aceh, Jumat (13/9/2019).
Foto: Antara/Rahmad
Foto udara hamparan zona Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun di kawasan perbatasan Lhokseumawe dan Aceh Utara, Aceh, Jumat (13/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kawasan ekonomi khusus (KEK) merupakan sebuah infrastruktur untuk investasi yang fasilitasnya paling tinggi dibuat di Indonesia.

"Dengan sadar kita rancang fasilitasnya supaya dia (KEK) menarik," ujar Darmin saat perpanjangan kerja sama tentang pengembangan KEK dengan Kadin di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/10).

Baca Juga

Sejumlah upaya dilakukan pemerintah agar pengembangan KEK mampu mendorong minat para investor. Darmin mengklaim KEK berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Ia merinci, pada 2012 baru ada dua KEK yang ditetapkan yaitu KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara dan KEK Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Banten. Jumlah KEK kemudian meningkat pesat menjadi delapan KEK pada 2014, dan hingga Oktober 2019 telah berkembang menjadi 13 KEK.

Darmin menambahkan, pengembangan KEK tak hanya berhenti di situ. Untuk di Pulau Jawa, kata Darmin, pemerintah akan mengembangkan KEK di Jawa untuk sektor industri yang berorientasi pada ekspor atau sebagai industri subtitusi impor.

"Kriterianya di Jawa kalau KEK mau dikembangkan fokus pada industri  berorientasi ekspor dan industri substitusi impor. Itu artinya industri itu belum ada di Indonesia tapi kita perlu," ucap Darmin.

Darmin menyebut beberapa hal yang bisa masuk dalam industri berorientasi ekspor seperti makanan dan minuman hingga tekstil. Darmin optimistis target 17 KEK hingga akhir 2019 dapat terwujud. Dia menganggap pentingnya perpanjangan kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

"Semakin banyak KEK, semakin penting. Ada upaya-upaya supaya yang namanya meyakinkan investor, dunia usaha dalam dan luar negeri pasti mereka lebih percaya Kadin," ungkap Darmin.

Darmin menyampaikan, kerja sama dengan Kadin tak hanya membahas tentang rencana pengembangan KEK, melainkan juga evaluasi terhadap KEK yang sudah berjalan.

"Banyak kegiatan kerja sama yang perlu dilakukan mulau dari FGD hingga eminar. Kadin adalah payung semua dunia usaha Indonesia tentu berperan penting dalam komunikasi dan meyakinkan perusahaan-perusahaan terkait di dalamnya untuk investasi dalam KEK," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement