REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 14,4 triliun pada kuartal III 2019. Capaian tersebut naik 12 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Penyaluran tersebut telah mencapai lebih dari 90 persen dari kuota yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar General Manager Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo kepada Republika.co.id, Selasa (8/10).
Dengan Kinerja penyaluran tersebut, BNI pun optomistis dapat mencapai target penyaluran KUR yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 16 triliun. Menurut Bambang, penyaluran KUR BNI menyasar pelaku UMKM multisektor.
Bambang merinci, sektor yang paling dominan mendapatkan penyaluran yaitu sektor produksi sebesar 53 persen. Penyaluran sektor produksi ini utamanya menyasar ke pertanian 22 persen, jasa 18 persen, industri pengolahan 11 persen dan sektor lain 2 persen.
Sedangkan penyaluran di sektor perdagangan mencapai 47 persen. Dengan penyaluran ke sektor produksi yang makin meningkat, Bambang mengaku optimistis dapat mencapai target 60 persen ke sektor produksi.
Bambang mengungkapkan, BNI berupaya menyukseskan KUR sektor produksi dengan terus meningkatkan mitra offtaker. "Hal ini penting karena penyaluran sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian," tutur Bambang.
BNI pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target penyaluran KUR hingga akhir 2019. Salah satunya dengan melakukan inovasi berupa digitalisasi proses untuk menjangkau lebih banyak UMKM.
BNI juga bekerja sama dengan perusahaan rintisan yang fokus pada pengembangan aplikasi penunjang sektor produksi baik perikanan maupun pertanian. "Kami juga melakukan akuisisi KUR secara klaster dan mengoptimalkan value chain korporasi," terang Bambang.
Pada kuartal III 2019, kolektibilitas KUR masih sangat baik dengan NPL masih dibawah kurang dari 1 persen. Menurut Bambang, capaian tersebut lebih baik dibanding periode yang sama pada tahun 2018.