Senin 07 Oct 2019 02:00 WIB

Mendag Prediksi Potensi Gejolak Pasokan Pangan Akhir Tahun

Gejolak pasokan pangan dipengaruhi cuaca.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nur Aini
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita memberikan pemaparan saat menjadi narasumber pada acara Kuliah Umum Bersama Menteri Perdagangan RI di Auditorium SPS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Senin (16/9).
Foto: Abdan Syakura
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita memberikan pemaparan saat menjadi narasumber pada acara Kuliah Umum Bersama Menteri Perdagangan RI di Auditorium SPS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Senin (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, gejolak pangan dapat dimungkinkan terjadi di akhir tahun ini. Hal itu berdasarkan dari pengalaman yang ada serta prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menurut Enggar, berbagai komoditas pangan bisa saja mengalami gejolak dari sisi produksi dan pasokan jelang akhir tahun atas pengaruh cuaca dari prediksi BMKG tersebut. Komoditas pangan yang dimaksud mencakup keseluruhan dan salah satunya adalah beras.

Baca Juga

“Yang pasti, BMKG memprediksi bahwa hujan baru turun di November nanti. Ya hati-hati saja,” ujar Enggar, di Jakarta, Ahad (6/10).

Meski pengaruh cuaca dapat berimbas pada produksi pangan, pihaknya meyakini tren gejolak harga bahan pokok (bapok) di pasaran tidak akan terlalu berfluktuasi. Namun Mendag mengingatkan bahwa umumnya momentum akhir tahun kerap dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu yang kerap menahan pasokan.

Berdasarkan statistik Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan keempat September 2019, rata-rata harga beras pada September 2019 sebesar Rp 11.509 per kilogram (kg). Angka tersebut terpantau relatif stabil jika dibandingkan harga rata-rata di bulan sebelumnya sebesar Rp 11.501 per kg atau hanya naik sebesar 0,07 persen.

Sedangkan, mengacu catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga beras kualitas super 1 pada 6 Oktober 2019 rerata Rp 13 ribu per kg yakni turun sebesar Rp 50 per kg atau sebesar 0,38 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement