Jumat 04 Oct 2019 15:52 WIB

Amran Klaim Mekanisasi Pertanian Membaik Sejak 2014

Mekanisasi pertanian memberikan manfaat bagi kesejahteraan petani.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat meresmikan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) di Serpong, Tangerang, Jumat (4/10).
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat meresmikan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) di Serpong, Tangerang, Jumat (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengklaim bahwa mekanisasi pertanian di Indonesia terus meningkat sejak lima tahun terakhir. Ia mengatakan, ke depan mekanisasi pertanian akan terus didorong untuk meningkatkan efisiensi usaha tani serta meningkatkan gairah anak muda untuk terjun ke sektor pertanian.

Ia memaparkan, berdasakan data Food and Agriculture (FAO), mekanisasi pertanian nasional hanya 0,04 horsepower (HP). Sementara pada tahun 2019, mekanisasi mencapai angka 2,15 HP. Semakin tinggi horsepower, makan semakin tinggi pula keterlibatan kerja sebuah mesin dalam kegiatan produksi, termasuk pertanian.

Baca Juga

"Ini baru lima tahun, kalau kita bisa bergerak cepat, lima sampai sepuluh tahun mendatang kita akan sejajar dengan Brazil dan Jepang yang sudah sangat maju pertaniannya," kata Amran di Tangerang, Jumat (4/10).

Amran mengatakan, karena itu pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian selepas masa jabatannya harus terus fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Indonesia saat ini membutuhkan banyak tenaga ahli dan terampil untuk menciptakan alat dan mesin pertanian.

Pada akhirnya, menurut Amran, mekanisasi pertanian memberikan manfaat bagi kesejahteraan petani. Hal itu pula yang bakal menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian dan mengembangkan komoditas yang ada.

"Kita harus cetap pemuda tani yang andal. Bukan hanya mengoperaiskan alat, tapi mampu memelihara, merakit dan membuat. Lokal konten alsintan juga harus didorong sampai 100 persen," ujar dia.

Pemerintah, kata Amran, juga membuka pintu yang luas untuk kerja sama dengan perusahaan swasta dalam pengembangan teknologi. Sinergi antara akademisi, peneliti, pemerintah, dan swasta amat menentukan upaya pemerintah dalam memajukan teknologi pertanian.

Pada Jumat (4/10) Amran bersama jajarannya melakukan peletakan batu pertama pembangunan kompleks kampus Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) di Serpong, Tangerang, Banten. Menurut dia, pendirian PEPI sudah direncanakan sejak lima tahun yang lalu sebagai cara untuk mencetak enginer pertanian yang berkualitas.

Pada tahun ajaran pertama, PEPI telah menjaring 72 mahasiswa dari total 539 pendaftar. Sebanyak 24 orang menuntut ilmu di program studi (prodi) Teknologi Mekanisasi Pertanian, 24 orang di prodi Tata Air Pertanian, dan 24 orang di Teknologi Hasil Pertanian.

Amran pun meminta kepada PEPI untuk membuat grand design dan target jangka panjang terkait mekanisasi pertanian ke depan. Mahasiswa dan dosen harus dapat menciptakan alat dan mesin pertanian dengan teknologi mutakhir.

PEPI sendiri, kata Amran, telah bekerja sama dengan 12 perusahaan swasta sebagai mitra produksi alsintan dan pelatihan para mahasisa. "Kita harus kerja sama langsung dengan swasta. Tapi, riset harus datang dari mahasiswa dan para peneliti," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement