Rabu 02 Oct 2019 19:05 WIB

Manufaktur Terus Melemah, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Kontraksi

Sisa tiga bulan, pemerintah akan memberikan perhatian khusus pada manufaktur.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Manufaktur
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Manufaktur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil riset IHS Markit menunjukkan indeks Purchase Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada kuartal III 2019 hanya 49,2 menunjukkan kondisi manufaktur sedang dalam kondisi memburuk. Merespons itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, secara agregat kondisi tersebut kemungkinan berimbas pada kontraksi pertumbuhan ekonomi.

"Mungkin mengalami kontraksi karena menurunnya permintaan internasional (kepada industri)," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono kepada Republika.co.id, Rabu (2/10).

Sebagaimana diketahui, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) sekitar 19,5 persen atau mayoritas dari struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia disumbang oleh sektor industri. Industri manufaktur juga menjadi sumber pertumbuhan terbesar dari segi lapangan usaha dengan bobot 0,74 persen.

Achmad mengatakan, meski manufaktur terus menurun, industri sektor tertentu masih terus tumbuh bahkan hingga dua digit. Ia mencontohkan seperti misalnya industri tekstil yang pada semester I 2019 bisa tumbuh lebih dari 20 persen.

"Memang kalau kondisi manufaktur tergantung siklusnya. Ada juga yang pertumbuhannya tinggi. Industri-industri tertentu masih akan ada yang tumbuh sesuai target kita," ujarnya.

Hingga akhir tahun, Achmad menuturkan bahwa pemerintah bakal memberikan perhatian khusus bagi industri yang beriorientasi ekspor serta industri yang sudah kuat namun terancam gempuran impor akibat perang dagang. Dua hal itu akan menjadi titik fokus pemerintah agar bisa membantu industri manufaktur domestik terus tumbuh.

Di sisa waktu yang ada, Kemenperin berjanji bakal berupaya keras untuk menghilangkan seluruh hambatan birokrasi yang ada. Hal itu ditempuh agar industri yang sudah menembus pasar ekspor bisa terus mempertahankan bahkan meningkatkan volume ekspor.

Di satu sisi, pemerintah mendorong pelaku industri manufaktur agar bisa menarik investasi sebanyak-banyaknya untuk memperkuat bisnis. "Menarik investasi untuk memperkuat struktur industri-industri substitusi barang impor dan barang modal," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement