REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Nilai ekspor produk pertanian Jawa Tengah mengalami pertumbuhan positif sepanjang Januari hingga September 2019 ini. Capaian tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalinan kerja sama yang baik, antara pemerintah pusat, daerah, hingga petani.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan, kerja sama dari hulu hingga hilir ini mampu bersinergi dengan baik dalam menciptakan peluang serta keragaman komoditas yang cukup laku di pasar ekspor.
"Para petani muda sekarang sudah berorientasi ekspor, bahkan untuk sejumlah komoditas yang semula tidak pernah kita pikirkan, misalnya daun pakis, melati, dan lainnya," kata gubernur, di Semarang.
Sehingga, lanjutnya, dari Januari hingga Agustus tahun ini, total nilai ekspor Jawa Tengah mampu mencapai 5,82 juta dollar AS. Dari jumlah ini 4,82 juta dollar AS di antaranya dicatat oleh komoditas ekspor nonmigas.
"Secara rinci, komoditas pertanian Jawa Tengah mampu menyumbang sebesar Rp 2,51 triliun, dari total nilai ekspor yang dicapai oleh Jawa Tengah tersebut," tambahnya.
Menurut gubernur, hal tersebut bisa tercapai karena jalinan kerja sama antara pemerintah dari pusat, kabupaten, sampai dengan para petani selama ini bisa berjalan dengan baik.
Pola kerjasama tersebut menjadi hal yang paling penting, di mana pemerintah pusat menyiapkan konsep dan kemudahan, dunia luar, atau pasar dunia disiapkan.
Selanjutnya pemerintah yang di daerah menyambut konsep tersebut dengan mendorong para petani menyiapkan produk maupun komoditas dengan standar yang diinginkan tujuan ekspor.
Sehingga tugas pemerintah yang ada di daerah tinggal membina para petani agar bisa mencapai produksi dengan kualitas terbaik yang diinginkan oleh pasar internasional tersebut.
Maka ekspor pun menjadi semakin terbuka dan mudah, pasar juga ada. Dengan cara itu pemerintah mesti mendampingi untuk memastikan kualitas komoditas yang potensial.
Dengan begitu, masih kata gubernur, realisasi nilai ekspor produk pertanian tersebut mampu mendongkrak neraca dagang Jawa Tengah. "Ini seperti yang diharapkan oleh pemerintah pusat," tegasnya.
Sebelumnya, capaian ekspor komoditas pertanian Jawa Tengah ini juga diapresiasi oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam kesempatan di Semarang, Ahad (29/9).
Menurutnya, tingginya nilai ekspor komoditas pertanian Jawa Trngah tersebut karena keterlibatan para petani-petani muda yang tidak lagi berorientasi pada swasembada pangan, tetapi sudah berpikir untuk mengekspor.
Hasil pertanian Jawa Tengah yang masuk pasar dunia sangat beragam, dari kedelai, edamame, kapulogo, kacang-kacangan, beras hitam, sampai daun kelor dan daun pakis.
"Bahkan yang terbaru, Jawa Tengah juga mengekspor komoditas kacang hijau, kapulaga, daun pakis dan sarang burung Walet ke sejumlah negara tujuan," tegas mentan.